News Rabu, 06 April 2022 | 18:04

Bilang Minyak Goreng Bakal Terkendali, DPR: Janji Menperin Kembali Diingkari

Lihat Foto Bilang Minyak Goreng Bakal Terkendali, DPR: Janji Menperin Kembali Diingkari Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto. foto: Humas Fraksi PKS

Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto meminta Menteri Perindustrian (Menperin) minta maaf kepada publik atas kinerjanya yang belum dapat menepati janji, yaitu terkait stok dan harga minyak goreng (migor) curah yang dijanjikan aman terkendali. 

Mulyanto menegaskan, hal ini sekaligus mengindikasikan bahwa pemerintah belum mampu mengatasi ulah mafia atau para pengusaha migor.

"Untuk kesekian kalinya janji Menperin kembali diingkari. Terbukti, tanggal 4 April, sesuai waktu yang dijanjikan, migor curah tidak aman terkendali. Padahal sebelumnya Menperin berjanji, bahwa paling lambat pada tanggal 4 April di awal bulan Ramadhan soal migor ini sudah dapat dituntaskan. Namun kenyataannya sangat berbeda," kata Mulyanto dalam keterangannya, Rabu, 6 April 2022.

Adapun menilik pantauan PIHPS Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, Senin, 4 April 2022 kemarin, harga rata-rata nasional migor curah adalah seharga Rp 20.050 per kg. 

Di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur masing-masing harga migor curah sebesar Rp 23.350; Rp 22.800; Rp 20.200; dan Rp 20.900 per kg. Angka tersebut masih jauh di atas HET (Harga eceran tertinggi) yang sebesar Rp 15.500 per kg.

Menurutnya, migor curah masih belum aman terkendali, bahkan dalam minggu ini malah cenderung naik. 

Karena itulah dia bilang, bisa saja angka-angka produksi yang disampaikan pengusaha nakal hanya fiktif belaka. Sementara dana subsidi yang dipakai untuk menutupi harga keekonomian tersebut menguap.

Dia berpandangan, hal yang terjadi tersebut dapat disimpulkan telah merugikan keuangan negara. Karenanya pantas untuk diusut tuntas dan ditindak tegas. 

"Bila tidak, maka kita akan terus menjadi bulan-bulanan permainan pengusaha nakal migor. Pemerintah terkesan disandera oleh para mafia ini, dan tidak mampu berbuat apa-apa untuk menekan harga migor di bawah HET," tuturnya.

Ia turut mengkritik bahwa intervensi kebijakan pemerintah terbukti mandul. 

"Sebab kalau ini berhasil tentu kita tidak perlu merogoh APBN untuk mengucurkan bantuan langsung tunai sebesar Rp300 ribu per orang untuk bantuan migor. Program BLT ini sekaligus menunjukkan, bahwa Menperin belum berhasil dengan janji-janjinya," kata dia.

Untuk itu, dia meminta Pemerintah serius menangani soal tata niaga migor ini, di mana terbukti adanya modus repacking migor curah menjadi migor kemasan. 

Hal tersebut ditengarai dilakukan karena terdorong margin harga (disparitas) antar migor curah dengan migor kemasan yang cukup besar. 

Selain, tidak tertutup kemungkinan migor curah ini lari kepada pengguna yang tidak berhak seperti industri menengah dan besar atau industri perhotelan.

Oleh karenanya, Mulyanto mendesak Menperin meningkatkan pengawasan dan memastikan, bahwa migor murah bersubsidi dapat sampai pada konsumen yang berhak dengan harga sesuai HET dan tidak terjadi penyimpangan kepada pengguna yang ilegal. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya