Aceh Barat Daya - Sejumlah warga di Kecamatan Setia, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Provinsi Aceh mengeluh lantaran kualitas beras bantuan dari program Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) yang didampingi oleh Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) setempat kusam, bau, busuk, dan hambar.
Parahnya lagi, beras yang dihargai Rp 140 ribu per-sak itu dipotong langsung sebesar Rp 800 ribu dari rekening penerima oleh pihak penyelenggara penyedia sembako.
Sebagian warga bahkan tidak mengkonsumsi beras ini dan memilih menyimpannya sampai pihak terkait menukarnya dengan beras yang bagus.
Selain itu, ada pula warga yang menjadikan beras itu untuk pakan ternak.
Warga menyayangkan program baik dari Kementerian Sosial dalam program BPNT yang didampingi TKSK itu harus tercemar.
Pasalnya, pihak terkait di dalam TKSK diduga sengaja mengakali masyarakat demi mendapat keuntungan besar. Padahal, di toko-toko harga beras dengan kualitas baik saja harganya lebih murah yakni Rp 130 ribu.
"Tapi malah beras bantuan yang tidak bagus malah lebih mahal," kata warga setempat yang meminta namanya tidak dicantum, Selasa, 4 Januari 2022.
Ia berharap, pihak penyelenggara dapat menggantikan beras tersebut dengan beras yang layak dikonsumsi.
"Itu seperti beras busuk, layaknya untuk konsumsi hewan, kami manusia bukan hewan," ucapnya.
Menjawab keluhan ini, Kepala Dinas Sosial Abdya Yusan Sulaidi membantah program adanya itu. Menurutnya, pihak dinas tidak mempunyai program penyaluran sembako beras dan lainnya.
"Jadi supaya jelas duduk persoalannya nanti dari pihak dinas sosial akan memanggil petugas korda lapangannya," kata Yusan Salaidi.
"Kita akan pertanyakan terkait dengan beras yang disalurkan kepada KPM tersebut," sambungnya.
Untuk diketahui, setiap bulannya dana bantuan tersebut dikirim langsung dari Kementerian Sosial dan diambil oleh KPM ke bank melalui ATM masing-masing.
Namun, dana tersebut oleh penyelenggara diganti dengan pembagian sembako. Sementara pengadaan beras itu dilakukan pihak penyelenggara.[]