Daerah Senin, 18 Juli 2022 | 15:07

Desa di Dairi Ini Butuh 40 Tahun untuk Bisa Memiliki PAUD 

Lihat Foto Desa di Dairi Ini Butuh 40 Tahun untuk Bisa Memiliki PAUD  Bunda PAUD Kabupaten Dairi Ny Romy Mariani Eddy Berutu (tengah). (Foto: Pemkab Dairi)
Editor: Tigor Munte

Sidikalang - Desa Lau Molgap, Kecamatan Tigalingga, Kabupaten Dairi, Sumatra Utara, harus menunggu 40 tahun lamanya untuk bisa memiliki sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). 

Sekolah desa yang diberi nama PAUD Martabe ini diresmikan Bunda PAUD Kabupaten Dairi Ny Romy Mariani Eddy Berutu pada Jumat, 15 Juli 2022.

Romy mengatakan, PAUD merupakan pilar perdana dalam membentuk anak Indonesia yang berkualitas di masa depan.

“Agar tumbuh kembang anak dan kecerdasannya optimal harus juga memiliki kesiapan yang optimal yang bisa didapat melalui pendidikan dasar, salah satunya melalui PAUD,” ujarnya dikutip Senin, 18 Juli 2022.

Istri Bupati Dairi itu mengapresiasi upaya yang dilakukan Pemerintah Desa Lau Molgap dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kualitas pendidikan dasar. 

Dia berujar, 80 persen otak manusia berkembang di usia 0-6 tahun atau usia emas dari anak-anak. 

Peran PAUD menurutnya, merupakan pendidikan yang paling penting dari semua jenjang pendidikan.

Baca juga:

Gerakan Menanam 2 Juta Batang Kopi Dairi di Lahan 1.250 Hektare

“Salut buat Desa Lau Molgap, yang paham bahwa mendirikan PAUD adalah investasi untuk masa depan,” kata Romy.

Romy kemudian mengajak seluruh orang tua warga desa yang memiliki anak usia dini untuk menyekolahkan dan mengikuti pendidikan dasar di PAUD Martabe.

“Ayo, bapak, ibu dan para orang tua kami. Jika ada anak kita yang berusia 5 hingga 6 tahun agar menyekolahkan anaknya di sini. Ini buat kemajuan desa kita di masa depan,” katanya.

Bunda PAUD Desa Lau Molgap, Dumaria Sitorus meminta Pemerintah Kabupaten Dairi melalui Bunda PAUD Kabupaten agar senantiasa memberi perhatian khusus bagi perkembangan dan keberlangsungan PAUD Martabe.

Dumaria menyebut, sebagai PAUD baru, mereka memiliki 15 orang siswa dengan dua orang tutor. 

"Tentu masih ada kekurangan yang lain, namun kami akan berupaya agar PAUD ini berkembang," katanya.

Itu sebabnya dia butuh dukungan dari pemerintah, dinas terkait, juga Bunda PAUD Kabupaten. Seperti kebutuhan fasilitas belajar, dan insentif tutor. 

"Sebagai PAUD yang berdiri terakhir, kami harap agar mendapat prioritas apabila ada bantuan pengembangan pendidikan dasar," kata Dumaria. []

 

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya