Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut bahwa Indonesia membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan berintegritas demi memenuhi tantangan pasar global. Dia kembali menyinggung soal pentingnya revolusi mental.
Hal tersebut Presiden Jokowi sampaikan saat berpidato dalam pembukaan kegiatan Musyawarah Nasional (Munas) ke-2 Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) yang berlokasi di gedung Tzu Chi School, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara pada Sabtu, 24 September 2022.
"Kita butuh SDM yang tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan, tetapi juga berintegritas, bekerja keras, bergotong-royong, berlandaskan Pancasila," kata Jokowi dalam sambutan secara daring dikutip Selasa, 27 September 2022.
Presiden meminta supaya lembaga-lembaga pendidikan menjadi bagian penting dari revolusi mental. Sejak dini, kata dia, anak Indonesia harus berlatih untuk saling peduli, bekerja sama, dan bergotong-royong.
"Gotong royong lintas agama yang berbeda adalah kekuatan negara kita Indonesia yang dikagumi masyarakat dunia. Itulah pilar utama bagi bangsa Indonesia, pilar utama bagi kemanusiaan yang adil dan beradab," lanjut Jokowi.
Jadi tugas pemerintah dan masyarakat beradab, kata Jokowi, adalah mendidik dan memfasilitasi tumbuhnya mental manusia Indonesia yang sesuai Pancasila, yang adiluhung dan bersatu serta bergotong-royong lintas pemeluk agama untuk membangun Indonesia.
Selain Jokowi, hadir pula Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.
Dalam sambutannya, Muhadjir menyebut sejarah berdirinya Permabudhi yang sarat akan pelestarian terhadap upaya menghidupkan serta menjaga kelestarian hidup umat beragama.
Menurutnya, Indonesia merupakan salah satu negara multikultural dengan keanekaragaman agama, suku, dan juga ras yang beragam.
"Keberagaman ini merupakan aset bangsa Indonesia yang harus kita jaga dan kita kawal bersama," lanjutnya.
Pihaknya berharap pada Munas ke-2 Permabudhi ini mampu menghasilkan program-program yang berkesinambungan dengan program pemerintah dalam pengembangan SDM, seperti gerakan revolusi mental.
Muhadjir mengaku pihaknya sangat berterima kasih lantaran Permabudhi telah bekerja sama secara baik dengan pemerintah terutama Kemenko PMK dalam gerakan revolusi mental yang meliputi program Indonesia bersatu, Indonesia bersih, Indonesia mandiri, Indonesia melayani, serta Indonesia tertib.
Seperti diketahui, Permabudhi merupakan wadah persatuan umat Buddha dari 9 organisasi dan 3 Sangha yakni Sangha Theravada Indonesia, Sangha Agung Indonesia, serta Sangha Mahayana Indonesia.
Permabudhi didirikan pada tahun 2018 dan diresmikan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara.
Sebelumnya pada Munas pertama Permabudhi, terpilih Ir. Arief Harsono sebagai ketua umum. Namun, pada tahun 2021, pria tersebut meninggal dunia dan digantikan oleh Prof. Philip Kuncoro melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Permabudhi.
Dalam Munas ke-2 ini, Permabudhi mengangkat tema "Bersama Permabudhi Indonesia Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat,".
Ketua panitia pelaksana Munas, Bambang Patijaya mengatakan, tema yang diusung Permabudhi sejalan dengan kondisi Indonesia yang dilanda pandemi Covid-19 dalam kurun waktu 2 tahun terakhir.
Adapun pandemi Covid-19, kata dia, membuat semua komponen masyarakat bersatu-padu bergotong-royong untuk bangkit dan keluar dari pandemi. Berangkat dari pengalaman tersebut, ia merasa tema yang diusung oleh Permabudhi dalam Munas kali ini sangat sesuai.
Munas ke-2 Permabudhi ini turut dihadiri oleh Dirjen Bimas Agama Buddha, Forkopimda, dan perwakilan pemuka agama lintas organisasi seperti Peradah, KWI, PGI, MATAKIN, PBNU, PP Muhammadiyah, serta MUI. []