Jakarta - Marcommads Edulearn Center menggelar Workshop Pelatihan Video Konten Kreator kepada anak-anak disabilitas di Gedung Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS), pada Sabtu, 16 September 2023.
Founder Marcommads Edulearn Center, RA Loretta Kartikasari mengatakan bahwa kegiatan pelatihan yang terselenggara berkat kerja sama antara pihaknya dengan DNIKS dan Raisya Cookies ini, merupakan sebagai upaya mempersiapkan mentor konten kreator untuk mendampingi kelas pelatihan konten kreator anak disabilitas.
"Nanti akan dipilih 5 konten kreator yang menjadi mentor dan melatih anak-anak berkebutuhan khusus dengan orang tuanya," ucap Dya Loretta, sapaan akrabnya, dikutip Opsi pada Senin, 18 September 2023.
Dya Loretta menuturkan, menjadi seorang mentor, seseorang harus memiliki kompetensi yang memadai. Karena itu, mereka harus bersertifikasi BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi).
Perempuan yang juga asesor BNSP ini mengungkapkan, pelatihan konten kreator untuk anak disabilitas tersebut akan dilangsungkan hingga akhir tahun 2023.
"Ke depannya, selain melatih konten kreator disabilitas, mereka juga menjadi mentor untuk lansia dan ibu-ibu. Harapan kami, para konten kreator ini menjadi penerus kami sebagai mentor di berbagai program Marcommads," katanya.
"Kami menyelenggarakan program pelatihan membuat video untuk para difable ini agar menjadi konten kreator. Jadi, kami berupaya menyelesaikan kendala yang disable ini harus menjadi able dalam mengembangkan potensi dan kemampuannya," tuturnya.
Dijelaskan Dya Loretta, program pelatihan menjadi konten kreator tersebut diikuti disabilitas di antaranya anak yang mengalami down syndrome.
"Anak-anak disabilitas ini dilatih bersama ibunya. Nanti para ibu ini yang akan menjadi kameramen sekaligus sutradara. Anak-anak difable ini kondisinya berbeda-beda. Ada yang secara lisan atau berkomunikasi ada kendala, namun penglihatannya baik. Atau, sebaliknya. Jadi, pelan-pelan, mereka bisa menjadi konten kreator dengan cara mereka masing-masing," ujarnya.
Selain itu, Dya Loretta juga mendorong para kliennya untuk turut andil dalam penyelenggaraan program pelatihan konten kreator disabilitas melalui produk-produk dari para mitra ini.
Di antaranya, produk perlengkapan rumah tangga berupa sabun cuci yang untuk meng-endorse atau mendukung program ini.
"Saya minta produknya dikirim ke semua konten kreator disabilitas ini. Mereka bisa berlatih membuat konten dan sekaligus mempromoskan produk itu. Salah satu konten kreator yang sudah bagus kemampuannya adalah dari kalangan anak tuna rungu, mereka juga mengajarkan bahasa isyarat," tuturnya.
Marcommads Edulearn Center bersama DNIKS dan Raisya Cookies menggelar Workshop Pelatihan Video Konten Kreator kepada anak-anak disabilitas. (Foto: Istimewa)
Dya Loretta juga mengajak pihak-pihak lain untuk bermitra dan terlibat secara aktif mendukung program tersebut. Sehingga, diharapkan penyandang disabilitas ini tidak hanya menjadi konten kreator, tapi juga bisa menjadi KOL (Key Opion Leader).
Saat ini, Dya Loretta juga sedang bermitra dengan pelaku usaha rumahan yang dikembangkan menjadi industri kuliner. Produk yang dihasilkan selanjutnya dipasarkan ke mal-mal dengan membangun outlet khusus.
"Produk-produk tersebut dibikin oleh dua tim, ada dari kalangan disabilitas dan non disabilitas. Kemudian, dibagian pengemasan, kami melatih anak-anak dengan down syndrome untuk mengerjakannya. Kemudian untuk di outlet di mal juga sudah mulai ada pramusaji dari kalangan difable, di antaranya yang tuna rungu atau tuna daksa sehingga mereka pun mampu mandiri," ucapnya.
Apresiasi juga disampaikan Dya Loretta kepada para konten kreator yang mengikuti pelatihan untuk terus menyebarkan energi positif.
"Terima kasih atas komitmen dan konsistensi konten kreator. Banyak hal positif yang harus disampaikan pada masyarakat Indonesia. Menjadi seorang konten kreator bukan hanya sebagai profesi untuk mendapatkan penghasilan, tapi juga menyebarkan good vibes (energi positif)," kata dia.
Sementara Raisya Cookies terlibat menjadi kolaborator dalam kegiatan pelatihan ini lantaran memiliki kisah yang menginspirasi.
Berawal dari perjalanan seorang ibu dan anaknya bernama Raisya yang berkebutuhan khusus sangat senang membuat kukis. Proses membuat kukis ini mengembangkan kemampuan motorik Raisya hingga belajar berhitung.
Baca juga: Nobar Film Barbie Bareng Raisya Cookies, Dewi Motik Sampaikan Pesan Khusus
Baca juga: Raisya Cookies Kolaborasi Masak Bareng dengan Chef Cilik Chiellyn Ashley
Ternyata, proses membuat kukis ini berdampak positif sehingga dapat diproduksi dan dijual secara luas ke masyarakat. Cerita inspiratif dari Raisya ini kemudian disusun menjadi buku dan hasil penjualannya untuk membantu rumah yatim di Surabaya. []