Daerah Minggu, 27 Februari 2022 | 15:02

Gubernur Edy: Ada 2.525 Penambahan Kasus Covid-19 di Sumut

Lihat Foto Gubernur Edy: Ada 2.525 Penambahan Kasus Covid-19 di Sumut Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi. (Foto: Istimewa)

Medan - Gubernur Sumatra Utara (Sumut) Edy Rahmayadi mengungkapkan, di wilayah kerjanya saat ini ada penambahan kasus aktif Covid-19 sebanyak 2525. Namun, dari penambahan jumlah kasus aktif itu terdapat pula 1.145 kasus yang sudah dinyatakan sembuh.

"Total kasus aktif 22.434. Sementara positivity rate sebesar 14,17 persen. Untuk keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) sebanyak 36,52 persen. Total tempat tidur isolasi terpusat  (Isoter) sebanyak 2.379. Cadangan (tempat tidur) kita ada 1.212, siap digunakan apabila kasus terus meningkat," kata Edy Rahmayadi kepada Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat rapat koordinasi evaluasi PPKM luar Jawa-Bali via daring, Sabtu, 27 Februari 2022.

Ketersediaan oksigen, sambung mantan Pangkostrad ini, Sumut memiliki 38.106 meter kubik oksigen per hari dengan kebutuhan  14.012 meter kubik oksigen per hari.

Baca juga: Anggaran Aspal Rumah Dinas Disoal, Edy Rahmayadi: Saya Mau Bikin Rp 100 Miliar

"Ketersediaan oksigen di Provinsi Sumut cukup untuk memenuhi kebutuhan oksigen di rumah sakit," ujarnya.

Sedangkan, secara keseluruhan cakupan vaksinasi dosis pertama di Sumut mencapai 91,06 persen dan dosis dua 67,46 persen, dan ada delapan kabupaten/kota yang capaian vaksinasi dosis kedua di atas 70 persen.

"Ini kita lakukan bersama-sama dengan seluruh pihak, TNI, Polri dan pihak-pihak lain kita libatkan untuk mengejar capaian itu," kata Edy.

Baca juga: Edy Rahmayadi ke Madina, Banjir Surut

Sementara Airlangga Hartarto mengingatkan provinsi yang saat ini punya tingkat kenaikan kasus tinggi, kemungkinan akan terjadi kenaikan lagi beberapa waktu ke depan. Namun, sudah ada beberapa wilayah yang sudah melandai.

"Tren peningkatan kasus sudah bergeser ke luar Pulau Jawa. Meski beberapa kasus memuncak, namun tingkat keterisiannya (BOR) masih tetap di bawah WHO yakni 60 persen," tuturnya. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya