Bandung - Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Bandung menolak dakwaan penuntut umum untuk menjatuhkan hukuman kebiri kimia terhadap Herry Wirawan. Hakim hanya menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup.
Terungkap dalam sidang di PN Bandung, Selasa, 15 Februari 2022. Sidang dipimpin hakim ketua Yohanes Purnomo Suryo.
Hakim Yohanes menjelaskan, dasar pengenaan hukuman kebiri kimia dilakukan usai terpidana menjalani hukuman pokok paling lama dua tahun.
"Karena tindakan kebiri kimia baru dapat dilakukan setelah terdakwa menjalani pidana pokok paling lama dua tahun, sementara apabila dituntut kemudian diputus pidana mati dan penjara seumur hidup, yang tidak memungkinkan selesai menjalani pidana pokok, maka tindakan kebiri kimia tidak dapat dilaksanakan," kata hakim Yohanes dalam pertimbangannya.
Dia menuturkan, tidak dapat dilaksanakannya hukuman kebiri kimia lantaran putusan yang diberikan merupakan penjara seumur hidup.
BACA JUGA: Herry Wirawan, Pelaku Rudapaksa Belasan Santriwati Lolos dari Hukuman Mati
"Tidak mungkin setelah terpidana mati menjalani eksekusi mati atau menjalani pidana seumur hidup dan terhadap jenazah terpidana dilaksanakan kebiri kimia. Lagipula Pasal 67 KUHP tidak memungkinkan dilaksanakan pidana lain apabila sudah pidana mati atau seumur hidup," katanya dilansir dari detik.com.
Herry sebelumnya dituntut hukuman kebiri kimia selain hukuman mati oleh jaksa penuntut umum. Namun hakim menjatuhkan vonis penjara seumur kepada Herry Wirawan.
"Mengadili, menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara seumur hidup," kata hakim.
Hakim menilai perbuatan Herry Wirawan telah terbukti bersalah sesuai dengan Pasal 81 ayat (1), ayat (3) dan (5) jo Pasal 76.D UU Nomor 17/2016 tentang Perubahan atas UU Nomor 23/2002 tentang Perlindungan Anak jo Pasal 65 ayat (1) KUHP sebagaimana dakwaan pertama. []