Semarang – Ada cerita dari Fahrur Rozi, yang penuh haru dan semangat untuk dapat mengenyam pendidikan di SMKN Jawa Tengah. Lulusan SMPN 1 Bandungan, Kabupaten Semarang itu harus pinjam handphone tetangga untuk mendaftar secara online.
Fahrur memang hidup di dalam keluarga yang kurang beruntung. Ia hanya berpangku tangan pada ibunya, yang memiliki mata pencaharian sebagai buruh tani. Sedangkan ayahnya, tidak lagi hidup serumah.
Ketika ia tamat SMP tahun ini, Fahrur nyaris tidak punya harapan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, karena persoalan biaya. Beruntungnya, ia mendapat informasi dari tetangga, SMKN Jateng membuka pendaftaran siswa baru. Ya, sekolah yang digagas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo itu untuk siswa yang berlatar belakang keluarga miskin.
“Saya lulusan SMP. Saya ingin melanjutkan di SMKN Jateng di Semarang karena gratis dan meringankan beban orang tua,” kata Fahrur, saat ditemui di rumahnya Desa Sidomukti, Bandungan, Kabupaten Semarang, Jumat 17 Juni 2022.
Menurutnya, kalau tidak ada SMKN Jateng, besar kemungkinan ia tidak melanjutkan sekolahnya.
“Tidak bisa (melanjutkan), karena adik saya juga masih sekolah. Ya, terkendala biaya,” lanjutnya.
Akhirnya ia mendaftarkan diri ke SMKN Jateng di Semarang. Saat itu, ia bersama ibunya ke Semarang naik BRT Trans Jateng bermaksud mendaftar secara offline.
“Karena saya tidak tahu informasi, saya daftar ke sekolah naik BRT bareng Ibu, tapi ternyata harus online,” kisahnya.
Lalu, ia meminjam handphone milik tetangganya untuk mengakses pendaftaran. Beruntung, namanya tercantum dalam daftar siswa SMKN Jateng, yang diumumkan 11 Juni 2022 lalu.
“Informasi kalau ada SMKN Jateng, yang gratis itu dari tetangga. Saya juga pinjam HP tetangga untuk daftar. Saya senang bisa sekolah. Saya ingin mewujudkan cita-cita untuk jadi tentara. Nantinya biar bisa sekolahkan adik setinggi-tingginya,” imbuhnya.
Sementara, Siti Maslahah, ibu kandung Fahrur mengaku bahagia karena putra pertamanya itu dapat diterima di SMKN Jateng. Sebab, ia tidak pernah menyangka jika anaknya itu bakal melanjutkan pendidikan dan gratis.
“Maaf, mungkin kalau tidak ada SMKN Jateng tidak sekolah, dan malah bikin susah orang tua. Sekarang bisa sekolah gratis, rasanya senang sekali. Tidak terbayang, kalau ada sekolah gratis,” tuturnya.
Menurutnya, Fahrur itu punya semangat tinggi untuk mengenyam pendidikan.
“Alhamdulillah, memang pingin sekolah tapi saya hanya bisa mendukung, karena biaya tidak ada. Saya hanya menyemangati. Alhamdulillah ada informasi SMKN Jateng,” jelasnya.
Ia berharap, Fahrur nanti dapat menjadi siswa yang baik. Dan, mewujudkan cita-citanya.
“Harapannya semakin baik, sopan dan disiplin, terwujud cita-citanya,” harap dia.
Kepala Bidang Pembinaan SMK Disdikbud Provinsi Jawa Tengah, Ainur Rojik menyebut, kuota SMK Negeri Jawa Tengah tahun ini berjumlah 264 orang. Jumlah itu, dibagi untuk tiga kampus SMKN Jateng, yang berada di tiga wilayah.
“Untuk kota tahun ini total 264 siswa baru. Itu terbagi di kampus Semarang, pati dan Purbalingga,” ujarnya.
Disampaikannya, SMKN Jateng memang digagas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk memutus rantai kemiskinan melalui peningkatan pendidikan.
“Dengan adanya SMKN Jateng, terbuka bagi siswa miskin dan berprestasi untuk dapat kesempatan bersekolah,” tandasnya. []