Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan bahwa hipertensi atau tekanan darah tinggi menduduki lima besar faktor risiko yang menyebabkan beban penyakit di dunia.
Hal itu disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Elvieda Sariwati dalam acara "Peringatan Hari Hipertensi Dunia" di Jakarta, Kamis, 12 Mei 2022.
"Ini menjadi tantangan buat kita semua dalam penanggulangan hipertensi dengan komplikasinya," kata Elvieda mengutip ANTARA, Kamis, 12 Mei 2022.
Dia mengatakan, persentase penyakit tidak menular penyebab kematian terbanyak di Indonesia yakni stroke 19,4 persen, kardiovaskular 14,4 persen (salah satunya hipertensi), kanker 13,5 persen, dan diabetes mellitus (DM) dan komplikasinya 6,2 persen.
Sementara dari sisi pembiayaan, kardiovaskular menjadi penyakit tidak menular yang memiliki pembiayaan kesehatan terbesar, yakni sebesar Rp 8,2 triliun.
Diikuti kanker Rp 3,1 triliun, stroke Rp 2,1 triliun, dan gagal ginjal Rp 1,9 triliun.
"Kardiovaskular ternyata penyakit yang memakan pembiayaan yang besar," ujarnya.
Dia menyampaikan bahwa terdapat empat pilar strategi dalam penanganan penyakit tidak menular, yaitu promosi kesehatan, deteksi dini, perlindungan khusus, dan penanggulangan kasus.
Menurutnya, untuk strategi promosi kesehatan tujuannya adalah perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat agar masyarakat peduli serta berpartisipasi, kemudian mau melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Untuk strategi deteksi dini dan lainnya adalah untuk identifikasi dan intervensi sejak dini faktor risiko penyakit tidak menular, serta penanganan kasus sesuai dengan standar.
"Tentunya strategi itu tidak hanya bisa dilakukan Kemenkes sendiri, butuh lintas sektor," ucap Elvieda.[]