News Rabu, 27 April 2022 | 17:04

Ini Tiga Isu Prioritas Kesehatan yang Bakal Dirundingkan Indonesia dalam Forum G20

Lihat Foto Ini Tiga Isu Prioritas Kesehatan yang Bakal Dirundingkan Indonesia dalam Forum G20 Logo G20.(Foto: Istimewa)

Jakarta - Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan (Sekjen Kemenkes), Kunta Wibawa Dasa Nugraha mengatakan Indonesia sedang mempersiapkan tiga isu prioritas kesehatan untuk dirundingkan dalam Forum G20.

"Agenda Indonesia setelah pandemi adalah menjadi tuan rumah G20. Ada tiga isu prioritas," kata Kunta Wibawa Dasa Nugraha dalam agenda 2022 CSIS Global Dialogue, seperti mengutip ANTARA, Rabu, 27 April 2022.

Dia mengatakan, diangkatnya isu ini dalam upaya memperkuat arsitektur kesehatan global itu dikemas dalam beberapa program dan inisiatif.

Isu pertama adalah membangun ketahanan kesehatan global melalui mobilisasi sumber finansial untuk upaya pencegahan dan penanganan pandemi melalui kegiatan preventif, promotif dan kuratif.

"Kami juga mengoptimalkan sharing data genomik melalui sumber yang terpercaya," ujarnya.

Kedua, harmonisasi protokol kesehatan berstandar global. "Contohnya kita ingin punya standar sistem deteksi yang sama di setiap negara. Jadi hanya scan QR code bisa dibaca sistemnya di berbagai negara," tuturnya.

Kemudian yang ketiga, memperluas cakupan industri farmasi global untuk pencegahan dan persiapan dalam merespons ancaman pandemi.

"Pendistribusian secara merata dan berkeadilan vaksin, pengobatan, diagnostik ke negara berkembang," tuturnya.

Selain itu, kata dia, Indonesia juga mendorong transfer pengetahuan terkait data hingga mekanisme riset antarnegara.

Pada acara yang sama, Direktur Pasca-Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan virus diperkirakan akan terus berkembang, tapi seiring waktu tingkat keparahan berkurang secara signifikan.

"Varian virus yang muncul di masa depan tidak memiliki keparahan yang signifikan tanpa perlu meningkatkan secara berkala atau mengubah signifikan vaksin yang ada saat ini," katanya.

Namun kemungkinan terburuk akan muncul varian yang lebih ganas dan mematikan dengan kemampuan menghindari dari vaksin, terutama dialami kelompok rentan.

"Ini akan membutuhkan perubahan signifikan pada vaksin yang ada saat ini," ucap Tjandra.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya