Pilihan Senin, 13 Juni 2022 | 21:06

Jalan Sunyi Uli Artha Panggabean Martonun Ulos, Tak Berhenti Meski Dilarang Ibunda

Lihat Foto Jalan Sunyi Uli Artha Panggabean Martonun Ulos, Tak Berhenti Meski Dilarang Ibunda Uli Artha Panggabean, partonun ulos dari Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatra Utara. (Foto: Tangkapan Layar YouTube)
Editor: Tigor Munte

Medan - Uli Artha Panggabean adalah partonun atau penenun Ulos Batak. Lahir dan besar di Pansurnapitu, Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatra Utara.

Seorang partonun yang terus memperjuangkan kemandirian serat dan warna alami, yang juga dituangkan melalui tulisan-tulisan sederhana di media sosial seperti Facebook. 

Mulai tertarik bertenun pada usia 12 tahun, yakni saat duduk di bangku sekolah dasar hingga lulus SMK di usia 18 tahun. 

"Apa yang memotivasi ingin martonun, karena memang ingin bertenun seperti orang ingin membaca ya membacalah, sebenarnya dimulai dari itu," kata Uli saat menjadi pembicara dalam seri diskusi Festival Literasi Balige pada Sabtu, 10 Juni 2022 lewat daring.

"Jadi ketika saya 12 tahun saya diajari opung saya untuk bertenun, karena semangat belajar saya yang begitu tinggi diajarilah. Ini beneran kamu mau bertenun, tanya opung saya saat itu," ungkap Uli dilansir dari YouTube Festival Literasi Balige, Senin, 13 Juni 2022.

Namun ibu Uli saat itu melarang keras dirinya menjadi seorang partonun. Partonun itu kata ibunya, miskin dan bukan orang terpelajar. 

Apalagi bagi orang Batak di masa seumurnya, pendidikan yang baik adalah yang berhasil kalau lulus sarjana, dan kerja di kantor memakai dinas. "Saya sih oke aja, sekolah. Tapi diam-diam martonun," katanya.

"Dang boi, dang boi martonun (Gak bisa, gak bisa bertenun)," tutur Uli menirukan larangan sang ibu kala itu. 

"Ibu saya sangat tidak suka saya jadi partonun. Saya sekolahkan kamu tinggi-tinggi nanaeng mamora do (disekolahkan untuk kaya), nanaeng marsangap do (untuk hormat), mana ada partonun yang marsangap (tak ada penenun yang dihormati), ibu saya bilang begitu," imbuh Uli.

Baca juga:

Cerita Saut Situmorang soal Penyair Diusir, Dokter Diajak Makan Malam

Benar-benar Uli dijauhkan dari niatnya untuk bertenun. Dia kemudian memutuskan untuk merantau dan bilang ke ibunya suatu saat kembali ke Tarutung akan bertenun kembali.

"Saya waktu itu bilang begini. Bu, satu kali saya pulang dari perantauan saya masih bisa bekerja lho, masih bertenunlah. Ibu saya bilang tetap tidak boleh," ucap Uli menceritakan kerasnya sang ibu melarangnya.

Pulang dari rantau pada 2013, persis di usia 33 tahun dia kembali bertenun hingga saat ini.

"Umur 18 tahun saya merantau, bekerja juga, menikah juga. Terus saya pulang lagi ke Tarutung dan di sana tidak tau kerja apa namun dipaksa keadaan kembali bertenun," ungkapnya.

Uli menyebut bertenun bisa jadi adalah bakatnya. "Saya bisa gitu. Selain saya bisa bertenun, saya juga memahami bahasa tenun itu yang rata-rata tidak dikuasai orang lain," ujarnya.

Bahasa tenun itu hanya dimengerti oleh semua partonun. Tahu dia, walau tidak bisa membahasakan ke bahasa manusia. 

Seperti mangani. Kata dia, kalau mangani itu dibahasa-manusiakan adalah menarik benang dari gulungan, memecah dan membalikkan, dan itu repot dibahasaindonesiakan. 

Selain mangani, ada juga manghulhul, yakni menggulung benang. Dibahasamanusiakan juga terasa sulit.

"Itu diturunkan, itu diwariskan tidak terlihat tapi bisa dirasakan dan menjadi sebuah benda. Itu keilmuan yang luar biasa dari orang Batak," beber Uli.

Dia menyebut, literasi seperti pustaha atau buku bisa dibaca mata. Tapi kalau partonun, ada bahasa yang namanya tidak ditulis tapi diregenerasi. 

Yah, tenun telah mendarah daging di dalam dirinya. Nenek, ibu, dan perempuan dari keluarga ayahnya adalah penenun. 

Ketekunan dan keingintahuannya tentang kegiatan bertenun, pengetahuan dan teknik serta sejarah ulos yang dia tulis menjadi perhatian beberapa pihak termasuk antropolog Belanda spesialis ulos Sandra Niessen. 

Uli merasa martonun ulos adalah jalan sunyi yang dipilih dan dicintainya, hingga tua nanti, takkan tergoda silau dunia ini. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya