Daerah Sabtu, 23 Juli 2022 | 19:07

Kisah Cleaning Service Transjateng, Diangkat Pramujasa dan Bisa Lanjutkan Kuliah

Lihat Foto Kisah Cleaning Service Transjateng, Diangkat Pramujasa dan Bisa Lanjutkan Kuliah Tariyah, cleaning service Transjateng. (Foto: Opsi/Humas Pemprov Jateng).
Editor: Yohanes Charles

Purwokerto – Tariyah tidak menyangka jika bekerja di Transjateng adalah jalan hidup yang terbaik baginya saat ini. Bagaimana tidak, perempuan berusia 34 tahun itu mengawali karir di Transjateng hanya sebagai cleaning service. Kini, ia diangkat menjadi pramujasa dan mampu meneruskan pendidikan di perguruan tinggi.

Warga asli Bantarsoka RT 4 RW 3 Purwokerto Barat itu menceritakan, dirinya sempat menjadi pengangguran tiga tahun setelah berhenti dari buruh pabrik.

Pada 2018, ia melihat informasi dari internet jika Transjateng membuka lowongan pekerjaan. Ia kemudian mendaftarkan diri di bagian cleaning service.

“Awalnya dulu lihat pengumuman di internet ada pembukaan pendaftaran jadi kru Transjateng. Lalu saya mendaftar, pertama saya mendaftar jadi cleaning service bulan Juli 2018,” ujar Tariyah, saat ditemui di sela menjalankan tugasnya, Jumat 22 Juli 2022.

Setelah beberapa bulan menjalani tugas sebagai tukang bersih-bersih, ibu anak satu itu pun dipromosikan untuk “naik kelas” menjadi pramujasa di Bus Transjateng rute Purwokerto-Purbalingga.

“Karena Transjateng bagus banget memikirkan kesejahteraan kita. Jadi rapot saya bagus dan dipromosikan menjadi pramujasa. Saya juga tidak menyangka bisa naik. Yang awalnya hanya niat membantu suami, ternyata bisa bekerja senyaman ini,” tuturnya.

Baca juga:

`Doa yang Tersirat` Juara II Kompetisi Film Pendik Islam 2022

Nasib baik itu, juga berimbas pada pendapatan gaji per bulan yang ia terima. Dari cleaning service yang dapat gaji Rp 2,3 juta, kemudian naik Rp 2,7 juta sebagai pramujasa. Ia sangat bersyukur, karena selain dapat memenuhi kebutuhan hidup, Tariyah bisa melanjutkan studi di perguruan tinggi.

“Waktu jadi cleaning service gaji pertama Rp2,3 juta, Alhamdulillah sekarang naik Rp2,7 juta. Alhamdulillah itu cukup bahkan sekarang saya bisa kuliah. Tidak menyangka bisa kuliah. Kerja di Transjateng malah bisa kuliah`” ungkap Tariyah.

Ia mengakui, keinginan kuliah sempat tertunda karena persoalan ekonomi.

“Dulu orang tidak punya, sekarang bisa kuliah di Universitas Terbuka jurusan ilmu perpustakaan,” paparnya.

Baca juga:

Zulhas Mengaku Siap Memasarkan Produk UMKM ke Pasar Internasional

Perekrutan karyawan di Transjateng, menurut Tariyah juga sangat terbuka dan tidak kenal istilah “orang dalam”. Buktinya, Tariyah bisa diterima tanpa ada yang “membawa”.

“Dari awal kita dikirim ke Semarang ikut seleksi, tidak kenal siapa-siapa, tidak kenal orang dalam. Selain itu, ya memikirkan banget kesetaraan gender. Kita kerja di jalan merasa dilindungi. Kalau ada apa-apa, laporan, pasti ditolongi teman. Kerja enak di sini, kalau dulu pabrik borongan, di sini santai. Harapannya Transjateng maju sukses dan banyak penumpang,” tandasnya.

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya