News Selasa, 29 Maret 2022 | 21:03

Marak Penipuan Investasi Bodong, Komisi VI DPR RI Minta Bappebti Tegas

Lihat Foto Marak Penipuan Investasi Bodong, Komisi VI DPR RI Minta Bappebti Tegas Anggota Komisi VI DPR RI Rudi Hartono Bangun. (Foto:Opsi/Istimewa)

Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Rudi Hartono Bangun dibuat geram  terkait maraknya kasus penipuan investasi bodong melalui aplikasi trading. Sebab, sejumlah aplikasi seperti Binomo, Quotex, maupun Fahrenheit diduga telah merugikan masyarakat hingga Rp 5 triliun. 

Rudi berpandangan, masih banyak aplikasi investasi bodong yang diduga berkedok perjudian masih menjalankan aksinya. 

Bahkan, dia menilai Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) terlambat melakukan mitigasi.

"Bappebti harus segera mengambil tindakan tegas, jangan ragu. Adanya kekosongan hukum dalam regulasi ini harusnya cepat diantisipasi. Makanya, banyak aplikasi investasi bodong ini yang belum diblokir. Jadi regulasi apa yang dibutuhkan, hingga membuat tata kelola, komunitas kripto dan digital currency bisa berjalan berkelanjutan," kata Rudi kepada wartawan di Jakarta, Senin, 28 Maret 2022.

Harusnya, lanjut politisi Partai NasDem itu, Bappebti bisa memberikan jaminan keamanan pada investor dan nasabah, melalui regulasi dan keberadaan lembaga kliring sebagai jaminan. 

Melonjaknya animo masyarakat terhadap transaksi crypto currency dalam investasi bodong ini memang menimbulkan risiko tinggi, banyak pedagang aset kripto yang membawa lari uang nasabah. 

"Jadi ini harus menjadi perhatian Bappebti. Apalagi masyarakat masih lemah dalam hal literasi keuangan," ujarnya.

Saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI beberapa waktu lalu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bappebti Indrasari Wisnu Wardhana mengakui belum ada regulasi yang mengatur robot trading atau perdagangan secara robot di Indonesia. 

"Ada kekosongan hukum, karena sampai sekarang kita belum ada yang mengatur mengenai robot trading. Dan kita sedang melakukan kajian," kata Wisnu.

Dia memaparkan, robot trading pada prinsipnya menggantikan fungsi manusia dalam melakukan perdagangan. Tetapi, robot trading tidak bisa membuat keputusan, karena hanya sebagai alat analitik yang membaca riwayat ke belakang. 

"Karena kalau kita trading saham, forex atau apapun kita kan harus lihat komputer setiap hari. Karena perubahannya tiap jam. Nah robot itu dibikin untuk menggantikan kita," ucap Wisnu.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya