Jakarta - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung meminta Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) fokus melanjutkan dan mempercepat pembangunan Jalan Tol Sumatra.
Martin berpandangan masyarakat Sumatra, khususnya Sumatra Utara sudah terlalu lama masyarakat mengalami kesusahan akibat akses jalan yang cukup jauh dari satu daerah ke daerah lainnya.
Demikian disampaikan Martin dalam rapat kerja Komisi VI DPR RI dengan Menteri BUMN Erick Thohir bersama para Dirut Utama BUMN Penerima Penyertaan Modal Negara (PMN) dan Menteri Investasi/ Kepala BKPM di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Kamis, 8 September 2022.
Sebelumnya, politisi NasDem ini meminta agar rapat kerja dengan perusahaan BUMN penerima PMN dilaksanakan secara khusus, guna lebih mendalami rencana kerja dari masing-masing perusahaan pelat merah tersebut.
"Jadi kalau menurut saya kita harus rapat tersendiri, supaya lebih fokus, jadi supaya lebih tahu," kata Martin seperti mengutip keterangan yang diterima, Sabtu, 18 September 2022.
Legislator NasDem dari daerah pemilihan (dapil) Sumatera Utara II ini juga menyinggung PT Waskita Karya yang bergerak dibidang konstruksi.
Ia meminta Menteri Erick Thohir turut mengawal anggaran untuk percepatan pembangunan jalan tol di Sumatra.
"Hutama Karya kita tahu kalau itu (anggaran PMN) merupakan kelanjutan dari jalan tol. Jadi kalau tadi dipersoalkan soal jalan tol, saya sebagai orang Sumatra sangat perlu ini, Pak, jalan tol Sumatra," ujarnya.
"Kita dukung penuh soal jalan tol Sumatra ini. Karena kami sudah terlalu lama susah untuk jalan di Pulau Sumatra itu," tuturnya menambahkan.
Selain itu, dia menjelaskan bahwa jalan tol yang ada saat ini, yaitu tol Medan-Tebing Tinggi sudah sangat membantu singkatnya waktu perjalanan.
Lebih lanjut, dia mengaku bakal memberikan dukungan penuh kepada pemerintah jika harus berutang untuk pembangunan jalan tol di Sumatra.
"Contoh kalau dulu dari Medan ke dapil saya bisa sampai 6-7 jam, sekarang cukup 2-3 jam. Jadi kalau negara ini mau berutang pun untuk membangun tol Sumatra, tidak apa-apa. Terlalu lama kita orang Sumatra ini susah," ucap Martin Manurung.[]