Jakarta - Di sela-sela kegiatan kunjungannya ke Seoul, Korea Selatan (Korsel), Presiden RI Kelima yang juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menerima audiensi perwakilan Pemerintah dan Parlemen Korsel di Hotel Lotte Seoul, Selasa, 10 Mei 2022 kemarin.
Megawati didampingi oleh Bendahara Umum DPP PDIP Olly Dondokambey dan Ketua DPP PDIP Rokhmin Dahuri. Tampak Dubes RI untuk Korsel Gandi Sulistiyanto ikut di dalam pertemuan.
Sementara pihak Korsel diwakili Dr. Byong - Joon Kim, Sekretaris Presiden Korsel, Mr. Kim Seok-Ki yang merupakan salah satu Ketua People Power Party, partai berkuasa di Korsel, Prof. Yong - Sang Chung, CEO Korea Peace Energy Center, serta Prof. Kim Suil, Penasehat Presiden Korsel.
"Terima kasih atas perhatiannya," kata Megawati kepada para tamu, seperti mengutip keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu, 11 Mei 2022.
Usai pertemuan, Ketua DPP PDIP Rokhmin Dahuri menyampaikan bahwa materi yang dibahas adalah mengenai Penguatan dan pengembangan kerja sama yang saling menguntungkan dan menghormati antar kedua negara. Yakni di bidang ekonomi, pendidikan dan kebudayaan, research and development (R&D), hankam, dan politik.
Selain itu, materi utama yang dibahas adalah mengenai hubungan Korsel dan Korea Utara pasca dilantiknya Presiden Yoon Suk Yeol.
"Wakil Ketua DPR dan Sekretaris Presiden Korsel atas nama Pemerintah Korsel di bawah Presiden Yoon meminta Ibu Megawati Soekarnoputri tetap membantu atau menjadi utusan khusus untuk membuat perdamaian abadi dua Korea," kata Rokhmin.
Menurutnya, di dalam pertemuan itu, Megawati bersedia menerima permintaan itu dengan senang hati.
"Ibu Megawati menyarankan pendekatan dari hati ke hati atau persaudaraan harus diutamakan untuk perdamaian permanen kedua Korea," ucap Rokhmin.
Di dalam pertemuan itu, Kim Seok Ki menyampaikan bahwa Pemerintah dan rakyat Korsel yang paham sejarah, memandang Megawati merupakan tokoh dunia penting.
"Bahwa Ibu Megawati adalah tokoh dunia yang mampu untuk memfasilitasi tercapainya perdamaian permanen antar kedua Korea dalam waktu tidak terlalu lama," tutur Kim.[]