Pilihan Jum'at, 08 Juli 2022 | 16:07

Melihat Atraksi Marjalekkat, Margala, dan Mangukkor di Silahisabungan Dairi

Lihat Foto Melihat Atraksi Marjalekkat, Margala, dan Mangukkor di Silahisabungan Dairi Marjalekkat. (Foto: Ist)
Editor: Tigor Munte

Sidikalang - Pemuda di Silahisabungan, Kabupaten Dairi, Sumatra Utara, bakal menggelar atraksi budaya dan permainan zaman dulu yang sudah mulai redup.

Atraksi dan permainan itu digelar mulai 12 Juli hingga 14 Juli 2022 mendatang di Kecamatan Silahisabungan.

Jenis atraksi dan permainan rakyat dimaksud sebanyak tujuh jenis, yakni Marsukkil, Marasurta, Margala, Marjalekkat, Mangukkor, pengenalan Ulos, dan Mardemban

“Ide berawal dari event yang selalu berasal dari luar Kabupaten Dairi. Kami ingin hal itu diadopsi menjadi sebuah event menarik jelang ulang tahun Kecamatan Silahisabungan ke-18. Bagaimana kami coba konsep ulang tahun digabung dengan budaya, harapannya ada peningkatan kunjungan wisatawan ke Silahisabungan,” kata Ronal Simanjorang mewakili pemuda Silahisabungan saat bertemu Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu, Selasa, 5 Juli 2022 kemarin.

Ronal dan rekan-rekannya tergabung dalam beberapa kumpulan, di antaranya Naposo Marsada, Silalahi Project, dan Karang Taruna Kecamatan Silahisabungan. 

Bupati Dairi dan istri mengenakan Ulos buatan Silahisabungan. (Foto: Ist)

Mereka bertemu dengan bupati dan menyampaikan rencana kegiatan tersebut. Bupati didampingi Kadis Kominfo Dairi Aryanto Tinambunan, Kadis Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Rahmat Syah Munthe, dan Camat Silahisabungan Landong Napitu.

Menimpali penjelasan Ronal, pemuda Silahisabungan lainnya Mulatua Girsang menyebut, atraksi permainan ini salah satu upaya mereka menghidupkan kembali budaya yang ada di Silahisabungan.

"Karena itulah yang kami jual di Silahisabungan,” kata Mulatua diamini Ketua Naposo Marsada, Gabriel Sihaloho.

Bupati Eddy menyambut baik ide tersebut. Dia kemudian berpesan, rencana kegiatan dilakukan promosi sejak jauh hari.

“Saya senang ada ide ini, apalagi kegiatannya juga bakal diisi oleh anak-anak muda yang orientasinya lebih global. Kami support dengan masukan, bahwa promosi itu semestinya dilakukan jauh-jauh hari, agar promo wisata berkembang dan banyak dikunjungi wisatawan," kata dia.

1. Marjalekkat

Permainan tradisional marjalekkat atau tergolong olahraga masa dulu. Menggunakan bambu panjang berukuran kecil yang cukup kuat untuk menahan berat badan dan sepasang kayu kecil untuk dipasangkan ke bambu yang berfungsi sebagai pijakan.

Permainan tradisional marjalengkat sering dipertandingkan antar desa dan antar sekolah di daerah-daerah tertentu pada hari-hari besar. 

Permainan marjalengkat sangat menantang khususnya bagi yang takut ketinggian karena permainan marjalengkat dipercaya bisa menyeimbangkan badan pada ketinggian, karena bambu yang digunakan pada permainan ini bisa mencapai dua meter.

2. Margala

Permainan ini merupakan permainan yang dimainkan dua tim. Permainan ini, perempuan dengan laki-laki dapat bergabung karena tidak membutuhkan tenaga yang kuat, akan tetapi kejelian dan kelincahan setiap pemain. 

Permainan Margala. (Foto: Ist)

Permainan tradisional margala dengan cara menggunakan garis yang terdiri dari beberapa petak di halaman rumah atau lapangan.

Kemudian para pemain harus berjaga-jaga supaya tim lawan tidak lolos dari petak awal masuk, sampai petak akhir hingga keluar. 

3. Marsukkil 

Permainan tradisional marsungkil ini merupakan permainan yang dimainkan dua orang atau bisa juga dengan membentuk kelompok, yang terdiri dari dua kelompok. 

Permainan ini mengejar poin yang telah ditentukan kedua kelompok terlebih dahulu dan membuat kesepakatan berapa banyak poin yang harus dikumpulkan.

Marsukkil. (Foto: Ist)

Kelompok siapa yang terlebih dahulu mencapai poin tersebut maka kelompok tersebutlah pemenangnya.

Permainan tradisional marsungkil dengan menggunakan satu buah kayu yang lumayan panjang dan satu buah kayu yang lumayan pendek serta membentuk lubang kecil.

Lubang gunanya untuk tempat pemain mengungkit kayu yang kecil, dengan menggunakan kayu yang lumayan panjang tersebut. Pihak lawan berusaha menangkap kayu yang diungkit untuk mendapatkan poin yang banyak. 

4. Mardemban

Mardemban  merupakan tradisi nyirih atau mardemban. Ada rasa pedas, sepat, dan juga ada rasa kelat di lidah saat mengunyah demban atau sirih. 

Mardemban atau sering juga disebut mardaunbari adalah salah satu tradisi suku Batak yang sudah dilakukan sejak lama, bukan hanya untuk konsumsi sehari-hari namun juga digunakan untuk upacara adat Batak.

Mardemban. (Foto: Ist)

Campuran demban atau sirih terdiri dari, demban (sirih), pining (pinang), hapur (kapur sirih), gambir, serta timbaho (serat tembakau). 

Tentunya dengan komposisi yang pas agar jangan tarhapur atau mangurbak pamangan (luka atau iritasi di rongga mulut bagian mulut). 

5. Mangukkor

Mangukkor atau lomba menyelam di air. Kebiasaan dulu anak-anak di pinggiran Danau Toba berenang di air danau. 

Mereka lomba mangukkor atau menyelam paling lama di dalam air danau. Pemenangnya tentu orang terlama berdiam di dalam air atau di bawah permukaan air danau.

6. Marasurta

Marasurta adalah sejenis permainan khas ibu-ibu di Silahisabungan.

7. Pengenalan Ulos

Silahisabungan terkenal dengan Ulosnya. Ada 13 jenis Ulos yang biasanya ditenun oleh penenun di sana.

Sebut misal, Ulos Polang-Polang memiliki ciri khas warna hitam putih biasanya dipakai pada acara duka cita, Ulos Simakkat-akkat memiliki ciri khas seperti hijau, hitam, kuning, coklat, putih dan merah biasanya dipakai pada acara duka cita, pesta pernikahan dan pesta tugu di paradatan. []

 

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya