Simalungun - Menunjang pariwisata dan transportasi di kawasan Danau Toba, keramba jaring apung (KJA) di destinasi wisata tersebut segera dikosongkan.
Salah satu wilayah yang cukup banyak KJA adalah Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun.
Di Tigaras juga terdapat satu pelabuhan. Banyak kapal penyeberangan bersandar di sana, dengan tujuan Kabupaten Samosir.
Untuk mendukung pengosongan KJA dimaksud, Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga menggelar pertemuan dengan petani atau pemilik KJA di sana pada Selasa, 4 Januari 2022 kemarin.
Radiapoh menyebutkan, Tigaras merupakan salah satu destinasi pariwisata prioritas pesisir Danau Toba yang ada di Kabupaten Simalungun. Pihaknya kata dia, tengah mengajukan program untuk peningkatan perekonomian di pesisir Danau Toba ke pemerintah pusat.
Dikatakannya, Kabupaten Simalungun memiliki pantai terpanjang pesisir Danau Toba di banding daerah lain yang ada di kawasan Danau Toba. Itu sebabnya kata Radiapoh, pihaknya mengusulkan kepada pemerintah pusat pembangunan jalan lingkar luar Danau Toba dari Bage ke Tigaras.
"Dan ini harus kita sambut dengan baik melalui pembenahan-pembenahan yang kita lakukan agar percepatan pembangunan di daerah kita segera terwujud," ujarnya.
Baca juga: Kolaborasi 8 Kabupaten di Kawasan Danau Toba
Sekaitan dengan rencana pengosongan KJA, dia berjanji akan melakukan berbagai program untuk meneruskan alih usaha masyarakat pemilik KJA.
"Percayalah Pemkab Simalungun tidak akan mengabaikan bapak dan ibu sekalian," katanya di hadapan para pemilik KJA.
Kasiman Sitio, mewakili petani KJA di Tigaras menyampaikan bahwa petani KJA di Tigaras sangat mendukung program pemerintah untuk memajukan pariwisata di Danau Toba.
"Sebenarnya kamilah pemilik KJA yang pertama kalinya mau dibongkar dari seluruh perairan Danau Toba," katanya.
Dia menegaskan kesiapan para petani mengosongkan KJA dari perairan Danau Toba di Tigaras. Sejumlah petani bahkan sejak awal sudah beralih ke usaha pariwisata.
Kasiman menjelaskan, jumlah KJA di Tigaras sebanyak 205 lubang dari 32 pemilik dan sebagian besar sudah tidak berisi lagi sejak ada imbauan pengosongan KJA di Danau Toba.
"Paling ada sekitar 30-40 persen yang masih berisi. Namun kami juga sudah sepakat, siap berhenti," kata Kasiman. []