Jakarta - Nono masih usia 8 tahun. Bocah sekolah dasar (SD) asal Kupang, Nusa Tenggara Timur atau NTT itu jawara dalam ajang International Abacus World Competition 2022.
Dalam ajang berkelas dunia itu, Nono disebut berhasil mengerjakan 15.201 dokumen dan mengalahkan 7.000 peserta lain dari seluruh dunia.
Sosoknya pun menjadi buah bibir. Lalu dari mana Nono bisa menjadi sehebat itu? Ternyata dia selama ini mempraktikkan metode pembelajaran matematika GASING dari Profesor Yohanes Surya.
"Selama satu tahun lebih, Nuryati, Ibunda Nono mengajari konsep-konsep matematika yang ia pelajari dahulu dari Prof. Yohanes sampai anak itu menyukai matematika," tulis Luhut Binsar Pandjaitan di akun Facebooknya, Jumat, 24 Februari 2023.
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi itu bertemu dengan Nono, di sela kesibukannya mengurusi Kejuaraan Dunia F1 Powerboat di Balige, Kabupaten Toba, Sumatra Utara.
Luhut Binsar Pandjaitan dan anak-anak jago matematika. (Foto: Facebook)
Dalam tulisan di Facebook tersebut, Luhut sebut Prof. Yohannes sempat menjelaskan kepadanya bahwa metode GASING ini adalah metode belajar yang berfokus kepada penguasaan konsep matematika dari dasar sampai lanjut.
"Sehingga membuat anak-anak dapat menguasai matematika dan fisika lewat cara yang Gampang, Asyik, dan Menyenangkan," sebutnya.
BACA JUGA: Yohanes Surya Ajarkan Matematika Gasing Terhadap 900 Anak dan 300 Guru di Humbahas
Menurut Luhut, setelah mendapatkan penjelasan dari Prof. Yohannes tentang metode GASING, dia melaporkan hal itu kepada Presiden Joko Widodo.
"Dan puji syukur beliau merestui pengembangan metode GASING agar diterapkan di beberapa daerah dengan menyiapkan pusat-pusat pelatihannya seperti yang kami lakukan di IT Del," katanya.
Dibebernya, para siswa akan diambil dari setiap kabupaten, dengan kriteria pemilihan berdasarkan nilai dan hasil terbaik dalam bidang matematika dan fisika dimulai dari kelas 5 SD.
BACA JUGA: Anak-anak Dairi Belajar Matematika Metode Gasing dari Yohanes Surya
Melalui program ini ujar Luhut, diharapkan nilai Hasil Program Penilaian Pelajar (PISA) Indonesia yang saat ini masih jauh di bawah rata-rata bisa lebih ditingkatkan lagi.
"Di tengah kesibukan dalam persiapan F1H2O, malam tadi saya bertemu dengan Nono bersama Carren Nathania dari Tapanuli Utara, Alena dari Dairi, Teguh Pria dari Tapanuli Selatan, Kayla dan Azhalia dari Bitung. Anak-anak hebat ini akan mengikuti pendidikan dan pelatihan selama delapan bulan ke depan di IT DEL," tuturnya.
Menurutnya, tujuan jangka pendeknya adalah mempersiapkan Nono cs untuk ikut dalam Olimpiade Matematika tingkat Asia yang akan digelar November 2023.
"Tujuan jangka panjangnya tentu mempersiapkan kualitas terbaik bonus demografi yang dimiliki negeri ini agar tidak hanya sekadar mendapatkan apresiasi saja, tetapi juga punya masa depan yang cemerlang," tutup Luhut. []