Jakarta - Persekutuan gereja-gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) mengeluarkan pesan Natal Tahun 2022.
Tema Natal yang disampaikan adalah “… pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain” dikutip dari Kitab Injil Matius 2 ayat 12.
Disebutkan, perayaan Natal selalu membawa sukacita dan damai sejahtera. Karena Yesus datang untuk membebaskan manusia dari belenggu dosa.
"Oleh Dia yang lahir di kandang hewan, wafat di kayu salib, dan kemudian bangkit dari antara orang mati, kita dilahirkan kembali sebagai ciptaan baru dan memperoleh hidup kekal," demikian pesan Natal yang disampaikan Ketua KWI Mgr. Antonius Subianto Bunjamin dan Ketua PGI Pdt Gomar Gultom, Senin, 21 November 2022.
Disebutkan, orang-orang bijak dari Timur dengan bantuan bintang datang untuk menyembah-Nya dan mempersembahkan emas, kemenyan, dan mur.
Setelah mengalami sukacita dalam perjumpaan yang istimewa tersebut, orang-orang bijak itu kembali ke negerinya melalui jalan lain seperti yang ditunjukkan Tuhan.
Mereka mampu melewati tantangan, hambatan, dan kesulitan dalam perjalanan mereka mencari Yesus dan setelah berjumpa dengan-Nya mereka juga berani menempuh jalan baru yang belum tentu lebih mudah dari sebelumnya.
“Jalan lain” itu dapat dipahami juga secara rohani. Sesudah bertemu dengan Yesus, orang tidak lagi menjalani hidup dengan cara lama, tetapi dengan cara yang baru, menjadi manusia baru.
"Dengan demikian, Natal juga mengajak kita untuk menemukan jalan baru dan kreatif dalam mewartakan kasih-Nya kepada sesama dan semua makhluk ciptaan," katanya.
"Saudara-saudari terkasih, orang-orang bijak dari Timur yang berjalan bersama-sama mencari Yesus mengajak kita untuk berjalan bersama juga, dalam menemukan kehendak Dia yang “tinggal di antara kita” (bdk.Yoh. 1:14) untuk menegakkan Kerajaan Kasih-Nya. Sebagai warga bangsa dan warga Gereja, meskipun kita bhinneka - berbeda agama, suku, golongan, budaya – kita mesti selalu berjalan bersama agar dalam kebersamaan itu mampu menghadapi berbagai macam tantangan dan kesulitan hidup," katanya.
Dikatakan, keanekaragaman merupakan anugerah Allah yang harus disyukuri, dirawat, dan dikembangkan.
Baca juga:
Natal Nasional Demokrat, Willem Wandik: Hentikan Tindakan Represif Operasi Militer di Papua
Kebhinekaan sebagai anugerah Tuhan itu seharusnya mendukung semua pihak untuk saling bergandengan tangan dalam mewujudkan tata kehidupan bersama yang lebih bermartabat.
Dengan berjalan bersama dimampukan untuk pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat.
Membangun kembali kehidupan dari keterpurukan dalam berbagai bidang akibat pandemi Covid-19; membangun peradaban kasih di tengah menguatnya tindak kekerasan; merajut kerukunan di tengah merebaknya intoleransi; mempopulerkan budaya jujur di tengah mengguritanya tindak kejahatan korupsi; menggemakan pertobatan ekologis di tengah maraknya kerusakan lingkungan hidup, dan mengembangkan hidup berpolitik yang beretika menjelang pesta demokrasi tahun 2024.
Berjalan bersama dapat menghasilkan kekuatan yang luar biasa. Oleh karenanya semangat itu perlu ditopang dengan sikap saling memahami, menerima, mendengarkan, dan menghargai kawan seperjalanan yaitu seluruh warga bangsa.
"Kasih Allah juga bisa diwartakan dengan kesediaan kita untuk menjadi teman dan sahabat bagi saudara-saudari kita yang menjadi korban pelecehan seksual, peredaran obat-obat terlarang, pemutusan hubungan kerja, diskriminasi, bencana alam, dan berbagai bentuk ketidakadilan lainnya," katanya.
Ditegaskan, kasih Allah yang hadir dalam peristiwa Natal ini memanggil semua pihak untuk peduli pada sesama yang sedang menderita.[]