News Selasa, 17 Oktober 2023 | 12:10

Politisi PDIP Sumut Sarma Hutajulu: Dinasti Politik, Siapa yang Salah?

Lihat Foto Politisi PDIP Sumut Sarma Hutajulu: Dinasti Politik, Siapa yang Salah? Sarma Hutajulu. (Foto: IG)
Editor: Tigor Munte

Medan - Ruang politik Tanah Air kini tengah melambungkan isu dinasti politik. Ini menyasar keluarga Presiden Jokowi, yang dituduh membangun dinasti politik.

Lingkaran keluarga Presiden Jokowi kini menjadi aktor politik. Mulai dari putra bungsu, Kaesang Pangarep yang mendadak jadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Gibran Rakabuming Raka, Wali Kota Solo yang kader PDIP kini digadang-gadang bakal maju dalam kontestasi Pilpres 2024 bersama capres Prabowo Subianto.

Ada juga menantu Jokowi, Bobby Nasution yang kini menjabat sebagai Wali Kota Medan. Maka komplit lah tuduhan kepada Jokowi tengah membangun dinasti politik.

Sarma Hutajulu, politisi PDIP Sumatra Utara yang pernah duduk di DPRD Sumatra Utara periode 2014-2019 menyoroti soal dinasti politik ini.

Dikutip dari akun Instagramnya, @sarmahutajulu, dia menuliskan bahwa banyak yang marah dan geretan dengan dansa-dansa politik akhir akhir ini yang dipertontonkan para elite politik dan Presiden Jokowi. Dari mulai pusat sampai ke daerah hampir mayoritas mempersiapkan dinasti politik.

"Coba kita cek daftar caleg dari pusat sampai daerah, terlihat dengan jelas bagaimana politik dinasti begitu kental," katanya, Selasa, 17 Oktober 2023. 

BACA JUGA: Jokowi Dituding Bangun Dinasti Politik

"Hampir semua partai politik mencalonkan bapak, ibu, anak, saudara, ipar bahkan kroni kroninya. Semua berlomba memberikan karpet merah, tak penting apa latar belakang dan pengkaderan mereka," imbuh perempuan yang juga seorang advokat tersebut.

Menurut Sarma, ketika Jokowi dituduh membangun politik dinasti, bukankah partai politik juga yang memfasilitasi syahwat politik itu dengan memberikan karpet merah kepada Gibran, Bobby dan Kaesang. 

"Lantas kenapa kita marah?" tukasnya.

Menurut dia, ini menjadi kritik, otokritik kepada partai politik. 

"Setialah pada aturan main yang kita buat sendiri. Jangan hanya perebutan kekuasaan yang dipikirkan tapi prosesnya juga sangat penting. Jangan kita abaikan kader-kader militan yang berjuang membesarkan partai hanya untuk memfasilitasi syahwat politik para politisi karbitan yang haus kuasa," tandasnya.

Politisi Partai Garuda Teddy Gusnaidi di akun Twitternya, Selasa, 17 Oktober 2023 juga melontarkan soal dinasti politik ini, yang menurutnya tidak haram-haram amat.

"Emangnya ada larangan ‘Dinasti Politik’? Bisa sebutkan pasal berapa di UU apa? Komunis aja kayaknya gak gini-gini amat," tukasnya. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya