News Rabu, 08 Juni 2022 | 19:06

Soal Pidato Jokowi di Rakernas V Projo, Panel: Ada Waktunya Kapal Besar Ini Diberi Arahan

Lihat Foto Soal Pidato Jokowi di Rakernas V Projo, Panel: Ada Waktunya Kapal Besar Ini Diberi Arahan Bendahara Umum relawan Pro Jokowi (Projo), Panel Barus. (Foto:Dok Opsi.ID)

Jakarta - Bendahara Umum relawan Pro Jokowi (Projo), Panel Barus mengungkapkan beberapa sorotan penting terkait pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Rakernas V Projo di Borobudur, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.

Panel mengatakan, sesungguhnya pidato Jokowi sebagai Ketua Dewan Pembina Projo dalam kegiatan itu cukup panjang.

Dia mengatakan, usai Jokowi berpidato di tengah pembukaan Rakernas V itu, pihaknya kemudian menggelar rapat secara internal.

Rapat internal dilakukan untuk menangkap apa yang menjadi arahan Presiden Jokowi saat itu.

Hal ini disampaikan Panel dalam diskusi bertajuk Pilpres 2024, Jokowi Dukung Siapa?, seperti mengutip kanal YouTube Opsi Media TV, Rabu, 8 Juni 2022.

"Cuma yang menjadi ramai cuma dua kata "ojo kesusu dan mungkin ada disini". Nah, yang perlu kami sampaikan bahwa, Projo dalam bertindak pasti basisnya melaksanakan arahan dari Pak Jokowi. Karena Jokowi Ketua Dewan Pembina," kata Panel.

Salah satu sorotan yang dimaksud adalah pernyataan Jokowi yang meminta agar Projo tidak terburu-buru atau "ojo Kesusu" dalam menentukan siapa calon presiden pada kontestasi 2024 mendatang.

"Itu jelas dalam bahasa Indonesia-nya jangan buru-buru. Karena situasi berubah-ubah, politik masih berubah enggak menentu. Jangan buru-buru, karena nanti bisa salah milihnya," ujarnya.

Selanjutnya, Projo juga diperintahkan untuk menggali seperti apa sosok pemimpin yang dikehendaki oleh rakyat.

"Gali terus terus apa yang menjadi kehendak rakyat. Yang ketiga Jokowi bilang "saya bukan tipe pemimpin yang akan memutuskan ini sendiri. Saya akan tanya ke ketuanya, akan cek ke kampung-kampung, dan ke desa-desa". Dan nanti akan ada waktunya kapal besar ini akan diberikan arahan," ucap Panel.

Dari poin pidato arahan Jokowi tersebut, lanjutnya, Projo mengeluarkan dua keputusan penting, yakni keputusan politik dan organisasi.

Kata Panel soal keputusan politik, Projo akan menyelenggarakan Musyawarah Rakyat (Musra) di 34 Provinsi di Indonesia.

"Musra ini menurut kami sesuai dengan arahan presiden. Jangan buru-buru, gali apa kehendak rakyat, apa aspirasi rakyat, bicara lagi kepada rakyat. Ini pembahasannya diakomodasi oleh Musra. Ini kesimpulan dari politik," tuturnya.

Dia menegaskan, Musra merupakan salah satu mekanisme demokrasi, di mana publik diberikan ruang untuk berpartisipasi dalam menentukan nasib kepemimpinan nasional.

"Saya pikir ruang itu harus dibuka. Dan itu termaktub dalam arahan Pak Jokowi dalam pidatonya," kata dia.

Nantinya, sambung Panel, Projo akan mengundang ribuan rakyat untuk bicara dalam satu Gelanggang Olahraga (GOR) besar.

"Bicara tentang agenda kebangsaan program prioritas harapan rakyat, bicara karakteristik kepemimpinan yang didambakan rakyat seperti apa pasca kepemimpinan Jokowi," ujarnya.

"Bicara nama-nama duet yang didambakan rakyat ini siapa. Nanti hasil Musra ini akan kita umumkan. Karena ini akan kita buka secara transparan. Dan ini juga akan kita laporkan ke Ketua Dewan Pembina (Jokowi)," ucap Panel Barus menambahkan.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya