Jakarta - Sekjen Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Hanif Dhakiri menyatakan ancaman resesi ekonomi awal tahun 2023 sebagaimana disampaikan oleh pemerintah tentu saja patut diantisipasi, tetapi tidak perlu menimbulkan kepanikan.
Sebab, roda perdagangan harus tetap berputar sehingga ekonomi dapat terus berjalan dan tumbuh. Hanif optimis Indonesia tidak terlalu terdampak pada ancaman resesi global. Maka itu, kata dia, usaha kecil harus tetap tumbuh dan harus ditopang oleh perdagangan dalam negeri.
“Bagaimanapun kita tidak bisa terlalu mengandalkan perdagangan dalam negeri. Mata rantai perdagangan harus terus berjalan di dalam negeri seperti memberi peluang besar kepada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM),” ujar mantan Menteri Tenaga Kerja ini saat menjadi narasumber pada Refleksi Akhir Tahun yang diselenggarakan PNPS GMKI bersama Kelompok Cipayung di Jakarta, Kamis, 15 Desember 2022.
Sementara, mantan Dirjen Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Mantan Dirjen Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Pos Hutabarat mensinyalir situasi geopolitik dan panasnya persaingan kawasan menjadi salah satu pemicu ancaman resesi global pada 2023.
Perang Ukraina dengan Rusia, disebutnya, menimbulkan efek domino perdagangan yang berujung pada situasi global. Namun, dia meyakini perang antara dua negara tersebut tidak berlangsung lama.
“Pertikaian bersenjata di Ukraina itu tidak lama berhenti, mengingat amunisi yang terbatas. Namun, perekonomian dalam negeri harus diperkuat dan menjadi kekuatan pertahanan,” kata Pos Hutabarat.
Di sisi bersamaan, Wakil Ketua Umum Persatuan Alumni GMNI Ugik Kurniadi mengatakan modal sosial yang dimiliki Indonesia, yaitu gotong royong untuk saling menguatkan dan menghidupkan, di mana ini akan menjaga Indonesia dari ancaman resesi global.
Kemudian, mantan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang hadir sebagai salah satu pembicara mengatakan, fundamental ekonomi RI sudah sangat baik sehingga seharusnya anak bangsa tetap optimis menghadapi berbagai ancaman.
“Langkah Presiden Jokowi sudah sangat baik mempersiapkan pembangunan ekonomi seperti infrastruktur dan sebagainya ditambah berbagai indikator ekonomi yang cukup baik,” katanya.
Menanggapi ancaman ekonomi 2023 ini PNPS GMKI bersama alumni dan senior Kelompok Cipayung menggelar refleksi akhir tahun yang mengambil tema “Outlook Economic 2023: Dalam Dalam Bayang-Bayang Resesi Dunia.”
Wakil Ketua Umum PNPS, Arijon Manurung mengatakan perlunya langkah antisipasi menghadapi berbagai kemungkinan.
“Prediksi pemerintah tidak bisa kita abaikan dengan menata langkah antipasi dengan pikiran yang tenang,” kata Arijon yang juga ketua panitia Refleksi Akhir Tahun ini.
Menurutnya, output dari Refleksi Akhir Tahun ini akan disampaikan pada pemerintah sebagai bentuk sumbangan pemikiran Kelompok Cipayung.
Dalam Refleksi Akhir Tahun ini, selain Enggartiasto Lukita yang mewakili PNPS GMKI hadir pula sebagai pembicara Hermawi Taslim (Forkoma PMKRI), Sutomo (KAHMI).
Seperti diketahui, ancaman resesi ekonomi sudah disampaikan pemerintah menjelang KTT G20 lalu. Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhir November 2022 lalu telah menyampaikan prediksi awal 2023 dunia sudah masuk resesi global.
"Tahun depan, tahun 2023, ini akan jauh lebih sulit lagi untuk semua negara, dan diperkirakan awal tahun depan sudah masuk pada resesi global," kata Jokowi saat Peresmian Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Investasi Tahun 2022 di Jakarta, Rabu, 30 November 2022.
Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tahun 2023 dunia pasti masuk pada resesi sebagai imbas dari kenaikan suku bunga bank sentral di sejumlah negara secara bersamaan akan menghambat pertumbuhan ekonomi. []