News Rabu, 24 November 2021 | 15:11

Ahok Tolak Rencana Akuisisi Mobil Listrik Jerman oleh Indonesia Battery Corporation

Lihat Foto Ahok Tolak Rencana Akuisisi Mobil Listrik Jerman oleh Indonesia Battery Corporation Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). foto: ist

Jakarta - Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok melihat akuisisi perusahaan mobil listrik asal Jerman yang ke depan bakal dilakukan oleh Indonesia Battery Corporation (IBC) tidak layak.

Untuk diketahui, perusahaan yang dimaksud yakni StreetScooter, yang rencananya akan diakuisisi oleh perusahaan yang didirikan di Luksemburg, Odin Automotive.

Ahok berujar, PT Pertamina sebagai pemegang saham 25% di IBC masih melihat hasil due diligence dari rencana ini. Kendati begitu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut secara personal tegas menolak rencana akuisisi ini.

"(Untuk keputusan Pertamina) Saya harus cek ke dewan komisaris lainnya. Kalau saya, setelah lihat hasil due diligence sudah bisa disimpulkan Proyek Odin tidak layak dibeli," kata Ahok dikutip dari Kontan, Rabu, 24 November 2021.

Lebih lanjut Ahok berkata, pertimbangannya yakni akuisisi ini dinilai tidak layak jika bertujuan untuk membangun ekosistem kendaraan listrik dalam negeri. Kemudian, ada pertimbangan lain merujuk pada hasil due diligence yang belum bisa dibeberkan lebih jauh.

Yang pasti, ujar Ahok, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir juga telah menyampaikan rencana ini kepada dirinya di depan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. 

"Jika tidak sesuai dan tidak bisa membangun ekosistem EV Indonesia, tidak akan lakukan akuisisi Odin oleh IBC," ujar Ahok.

Mengutip video yang diunggah di Kanal Youtube-nya, Ahok berkata, rencana ini sebelumnya memang pernah dipaparkan oleh Pertamina Power Indonesia (PPI) ke jajaran Dewan Komisaris PT Pertamina.

"Narasinya apa? (kenapa) mesti beli mobil listrik di Jerman? (katanya) supaya bisa masuk pasar Amerika, China, itu yang saya bilang hati-hati," kata Ahok dikutip dari video wawancara di Kanal Youtube-nya, Rabu hari ini.

Ahok melanjutkan, dalam pengambilan keputusan, pejabat tidak boleh memberikan future valuasi tanpa dasar yang kuat.

Apalagi di saat bersamaan, Ahok mengungkapkan ada kendaraan listrik garapan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang dibanderol dengan harga termurah Rp 20 juta. Jumlah ini dinilai berbeda drastis dengan angka akuisisi perusahaan asal Jerman yang kabarnya mencapai US$ 170 juta.

Ahok melanjutkan, jika rencana akuisisi bertujuan untuk memperluas kemungkinan masuk ke pasar Amerika dan China, maka akan ada tantangan yang besar.

Di Amerika Serikat sendiri sudah ada Tesla, sementara untuk pasar China juga sudah ada pemain utama seperti Wuling yang bisa menawarkan kendaraan listrik dengan harga murah.

Menurutnya, jika memang ingin memproduksi kendaraan listrik, maka ada opsi lain yang bisa ditempuh ketimbang mengakuisisi perusahaan di Jerman.

"Kita sudah punya aki, kita lebih baik ngembangin anak-anak ITS. Kalau Anda masih kurang mengerti, kenapa engngak ajak Wuling atau misalnya perusahaan China. Gue mau kembangin mobil pakai merek gue boleh ngak? boleh dong," ujarnya.

Ahok mengungkapkan, langkah serupa sebelumnya sudah pernah ditempuh Indonesia lewat pengembangan kendaraan seperti Bimantara dan Timor. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya