Jakarta - Akademisi Universitas Cenderawasih (Uncen) Papua, Laus Deo Calvin Rumayom mengimbau agar penanganan kasus Gubernur Papua Lukas Enembe dilakukan berhati-hati.
Karena, kata Laus, sebagai pejabat publik, orang nomor satu di provinsi itu pernah trauma dan sakit hati sehingga tidak percaya kepada negara.
"Tak hanya hanya kasus Lukas Enembe tetapi kasus para bupati lainnya di Papua harus ditangani secara khusus," ujar Laus seperti mengutip keterangannya, Jumat, 7 Oktober 2022.
Oleh sebab itu, ia meminta agar persoalan korupsi seperti ini dijelaskan kepada masyarakat, bahwa kasus tersebut tidak berhubungan dengan pelanggaran HAM, tetapi murni kasus penyalahgunaan kewenangan.
Ketua Analisis Papua Strategis ini menjelaskan, kalau yang digaungkan misalnya jemput paksa, atau narasi-narasi tanpa penjelasan yang lebih spesifik, maka masyarakat akan mempunyai kesimpulan sendiri-sendiri.
Selain itu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga harus menjelaskan apa masalahnya sehingga tidak bisa menangkap atau menahan Lukas Enembe, apakah karena masalah keamanan atau soal alat bukti yang belum cukup.
"Persoalan Gubernur Papua ini adalah persoalan kita. Kita tidak boleh biarkan Bapak Lukas sendiri, tidak boleh biarkan Pemerintah Provinsi Papua ini sendiri, tidak boleh biarkan KPK bergerak sendiri, TNI-Polri bergerak sendiri," tuturnya.
Menurutnya, ada pelajaran berharga yang dapat dipetik dari peristiwa itu, yakni melahirkan sebuah konsep pembangunan Papua dengan satu perspektif baru, yaitu antropologis, filosofis, partisipatif, dan keterlibatan secara bersama-sama.
Lebih lanjut, dia berharap Gubernur Lukas Enembe dapat mengikuti jejak Nelson Mandela yang menjadi contoh bagi negara-negara demokrasi di dunia.
Nelson Mandela setelah 27 tahun mendekam dalam penjara, ia tetap menyerukan perdamaian dan pengampunan bagi lawan-lawan politiknya.
Laus mengungkapkan, Nelson Mandela dikenang sebagai tokoh politik yang berani memberikan pengampunan kepada Apartheid.
Dia menjelaskan, karena dengan pengampunan itulah, Afrika Selatan kini menjadi bangsa yang besar, bangsa yang dihargai, bangsa yang bermartabat.
"Gubernur Papua sebagai pemimpin Papua harus bisa mengampuni dirinya sendiri, mengampuni rakyatnya, mengampuni pihak-pihak yang menghakimi dirinya. Karena dengan mengampuni, ia akan mendapatkan pahalanya, mendapatkan apa yang menjadi haknya," kata dia.
Laus berharap Lukas Enembe tetap kuat, tetap tegar, tetap menggunakan khidmat Tuhan.
"Kesalahan sebagai manusia pasti terjadi, tetapi kalau dirinya punya niat baik untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, pasti Tuhan akan membuka jalan," ucap Laus.[]