Daerah Senin, 10 Juni 2024 | 18:06

Angka Stunting Siantar Lebih Baik Ketimbang Angka di Provinsi dan Nasional?

Lihat Foto Angka Stunting Siantar Lebih Baik Ketimbang Angka di Provinsi dan Nasional? Wali Kota Pematangsiantar, Susanti Dewayani. (Foto:Istimewa)

Siantar - Wali Kota Pematangsiantar, Susanti Dewayani mencanangkan Intervensi Serentak Cegah Stunting di Posyandu A/1/03 Jalan Bah Lias, Kecamatan Siantar Utara, pada Senin, 10 Juni 2024.

Susanti menyampaikan, angka prevalensi stunting di Kota Siantar tahun 2023 yakni 7,7 persen. Artinya, sambung dia, dari 100 anak ada 7-8 orang yang mengalami stunting. 

Sedangkan angka prevalensi stunting Provinsi Sumatra Utara (Sumur) 18,9 persen dan angka stunting nasional 21,5 persen. Ia pun berharap angka stunting ini bisa terus menurun.

"Dengan angka stunting lebih baik dibandingkan angka tingkat provinsi dan nasional, kita tetap tidak boleh lengah. Mengingat Pematangsiantar merupakan kota strategis dinamika penduduk bisa naik turun, termasuk angka stunting. Sehingga perlu kewaspadaan dan perhatian," kata Susanti.

Dia menegaskan, stunting merupakan kondisi tinggi badan anak tidak sesuai usia. Bisa saja sekarang masih lincah dan sehat, namun di kemudian hari bisa kurang cerdas.

"Ini yang ditakutkan, akademis tertinggal dan sering sakit. Dampaknya tidak sekarang, tapi ke depan. Jika tidak diambil tindakan sekarang, kita tidak dapat akan mendapatkan bonus demografi secara positif," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, dia mengucapkan terima kasih kepada Kader Posyandu yang telah mendapatkan pelatihan beberapa waktu lalu.

"Ikut pelatihan, bertambah tambah ilmu untuk masyarakat. Jika kita bermanfaat bagi orang lain, kita akan tambah bahagia. Karena hidup harus bermanfaat bagi orang lain," tuturnya.

Untuk mempercepat penurunan angka stunting, lanjutnya, harus dilakukan perbaikan seluruh aspek. Seperti kondisi ekonomi orang tua, akses kesehatan, dan juga penerimaan bantuan sosial (bansos).

"Jika semua bersinergi, berkoordinasi, dan bekerja sama, termasuk OPD terkait, kita bisa bersemangat mengentaskan stunting. Sehingga kehidupan masyarakat akan lebih baik," kata dia.

Ia menambahkan, data penerima bansos harus mengikuti fakta di masyarakat. Jika ada yang tidak sesuai, bisa memohon perbaikan data ke Kementerian Sosial (Kemensos). Sehingga datanya benar-benar riil.

Sementara itu, Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Kota Siantar Irma Suryani menyampaikan angka prevalensi di Indonesia cukup tinggi. Jika tidak diatasi, akan memengaruhi kinerja pembangunan Indonesia. 

Ia menyebut, butuh koordinasi antar sektor, dengan melibatkan pemangku kepentingan, dunia usaha, dan lainnya.

Program pemerintah, sambungnya, target angka stunting nasional bisa diturunkan hingga 14 persen. Sedangkan angka stunting Kota Siantar sudah di angka 7,7 persen.

"Keberhasilan Kota Pematangsiantar ini menunjang capaian nasional. Ke depan, agar dapat kita turunkan lebih baik lagi sehingga anak-anak dapat menyongsong masa depan lebih baik," ujarnya.

Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar, lanjutnya, telah melaksanakan rangkaian kegiatan Intervensi Serentak Penurunan Stunting, seperti workshop bagi 1.240 Kader Posyandu pada 20-31 Mei 2024. Dilanjutkan pengukuran bagi ibu hamil dan balita sejak Selasa, 4 Juni 2024 kemarin.

"Melalui pengukuran, kita bisa melihat situasi dan kondisi ibu hamil dan balita. Dengan dukungan Ibu Wali Kota, Intervensi Serentak Penurunan Stunting dapat terlaksana dengan baik dan kita harapkan capaiannya 100 persen," ucap Irma.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya