Daerah Selasa, 20 September 2022 | 13:09

Atasnamakan Masyarakat, Segelintir Orang Tolak Sekolah Tahfiz Quran di Deli Serdang

Lihat Foto Atasnamakan Masyarakat, Segelintir Orang Tolak Sekolah Tahfiz Quran di Deli Serdang Pemkab Deli Serdang bersama pihak terkait menggelar rapat membahas penolakan pembangunan sekolah tahfiz dari segelintir orang. (Foto: Opsi/Istimewa)
Editor: Andi Nasution

Deli Serdang - Segelintir orang mengatasnamakan masyarakat menolak pembangunan Sekolah Tahfiz Quran Yayasan Siti Hajar di Desa Bandar Baru, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara (Sumut).

Alasan segelintir orang ini menolak pembangunan tersebut, karena mereka takut mata pencahariannya berkurang dengan keberadaan sekolah tahfiz itu.

Dalam upayanya menolak pembangunan sekolah tahfiz ini, segelintir orang ini dengan mengatasnamakan masyarakat Sibolangit, menggelar orasi hingga melakukan pengurusakan terhadap peralatan milik yayasan.

Camat Sibolangit, Febri Gurusinga dalam keterangannya dikutip Selasa 20 September 2022, persoalan yang terjadi di Desa Bandar Baru, bukan lah masalah agama, melainkan dilatabelakangi adanya oknum-oknum atau segelintir orang yang merasa terganggu dengan adanya rumah tahfiz tersebut.

"Kami sudah menjadwalkan pertemuan dengan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kecamatan Sibolangit. Hasilnya, menyatakan bukan masalah agama, melainkan beberapa oknum yang merasa terganggu dengan adanya bangunan rumah tahfiz tersebut. Karena menurut oknum-oknum tersebut, keberadaan rumah tahfiz akan mengurangi mata pencaharian dari beberapa orang," ungkap Febri dalam rapat di Aula Cendana, Lantai II, Kantor Bupati Deli Serdang di Kecamatan Lubuk Pakam.

Menurutnya, pada Kamis 15 September 2022, ada beberapa oknum yang mengatasnamakan masyarakat Sibolangit  keberatan dengan adanya yayasan tahfiz  tersebut.

"Yayasan itu mendirikan bangunan yang tujuannya untuk membangun pesantren. Dan kami dari kecamatan juga sudah menyampaikan tata cara mendirikan bangunan," sebutnya.

Di tempat sama, Danramil 03/Sibolangit, Kapten Liston Situmeang menegaskan, sampai saat ini pihaknya terus mendalami persoalan tersebut.

Sejauh ini, pihaknya juga menyimpulkan masalah tersebut bukan perselisihan antar agama, melainkan hanya adanya tanggapan dari beberapa pihak yang langsung bersebelahan dengan yayasan.

"Bila pembangunan pesantren ini dilanjutkan, maka akan mengurangi mata pencaharian dari beberapa pihak tersebut," ujarnya.

Sedangkan Kapolsek Pancur Batu, Kompol Eriyanto juga menyatakan oknum-oknum yang menolak keberadaan rumah tahfiz tersebut, tidak hanya berorasi, tapi juga melakukan pengrusakan terhadap beberapa alat milik yayasan.

"Kami juga berusaha meredam gejolak tersebut, agar jangan sampai melebar kemana-mana. Kami juga terus mencari informasi agar oknum-oknum tersebut dapat kita amankan dan kita telusuri apa yang menjadi penyebab, kenapa itu bisa terjadi," ucapnya. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya