News Sabtu, 12 Februari 2022 | 18:02

Aturan JHT Cair Saat Usia 65 Tahun, Said Iqbal Desak Jokowi Pecat Ida Fauziyah

Lihat Foto Aturan JHT Cair Saat Usia 65 Tahun, Said Iqbal Desak Jokowi Pecat Ida Fauziyah Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah. (Foto:Opsi/Istimewa)

Jakarta - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mendesak Presiden Joko Widodo atau Jokowi memecat Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah

Desakan itu diungkap buntut aturan baru Menaker soal pencairan dana Jaminan Hari Tua (JHT) yang baru bisa dicairkan saat peserta BPJS Ketenagakerjaan berusia 56 tahun atau memasuki masa pensiun.

Aturan tersebut tertuang dalam Permenaker Nomor 2 Tahun 2022 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pembayaran Manfaat JHT. Beleid ini menggantikan Permenaker 19/2015 yang membolehkan peserta mencairkan dana JHT saat terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Kami minta Bapak Presiden Jokowi memecat Menaker. Ganti dengan orang yang lebih memahami dunia usaha," ujar Said mengutip CNNIndonesia, Sabtu, 12 Februari 2022.

Lantas dia mengusulkan agar Jokowi menunjuk menteri dari kalangan dunia usaha atau serikat buruh untuk menjadi pengganti Ida Fauziyah sebagai Menaker. Asalkan, lanjutnya, bukan politikus atau yang terafiliasi dengan partai politik tertentu.

"Pengusaha kan paham dunia kerja, serikat pekerja juga. Carilah pengusaha yang bisa menjaga keseimbangan antara kepentingan buruh dan pengusaha. Jangan politikus," ujarnya.

Dia berpandangan, selama ini sosok Menaker kerap mementingkan kelompok pengusaha. Bukan buruh atau pekerja. Hal itu, katanya, terbukti dari berbagai kebijakan yang dikeluarkan Ida Fauziyah.

"Ini menteri pengusaha atau menteri ketenagakerjaan? Tidak bosan-bosan `menindas` dan bertindak tanpa hati. Padahal, kami baru dihantam PP 36/2021 tentang pengupahan," tuturnya.

Diketahui, Permenaker 2/2022 mengatur pencairan dana JHT di BPJS Ketenagakerjaan hanya bisa dilakukan saat peserta berusia 56 tahun. Atau, ketika peserta meninggal dunia atau cacat tetap.

Selain itu, manfaat JHT juga berlaku pada peserta yang berhenti bekerja seperti mengundurkan diri, terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), dan peserta yang meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya