Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani membuka Festival Bakar Ikan Nusantara dan Sajian Kuliner Nusantara `Mustika Rasa` yang diselenggarakan PDI Perjuangan (PDIP). Ketua DPP PDIP Bidang Politik itu pun menekakan pentingnya ketahanan pangan di tengah ancaman krisis pangan global.
Festival kuliner nusantara yang digelar dalam rangkaian Bulan Bung Karno (BBK) 2022 tersebut dilangsungkan di JCC Senayan, Jakarta, Sabtu 25 Juni 2022. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri hadir secara virtual.
Dalam kesempatan itu, Puan ikut membakar ikan sajian nusantara. Ikan yang dibakar Puan lalu dinikmati kader PDIP dan masyarakat yang hadir di lokasi acara.
Saat membuka acara, Puan mengatakan dirinya sangat menghargai sajian nusantara. Oleh karena itu, di setiap kunjungan kerjanya ke berbagai kota/kabupaten, ia selalu mencari makanan khas daerah tersebut.
“Mau jualannya itu di pinggir jalan, di samping sungai, atau di gang-gang, kalau makanannya enak pasti saya kejar. Kalau nggak bisa makan di tempat ya saya bungkus,” kisah Puan.
Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI ini bangga karena Indonesia memiliki kekayaan kuliner. Menurutnya, kekayaan kuliner nusantara harus dilestarikan agar tidak hilang oleh kemajuan zaman.
“Alhamdulillah itulah kekayaan kuliner nusantara kita, tidak akan pernah habis stok jenis makanan di Indonesia,” tuturnya.
Puan pun mengulas kembali bagaimana Bung Karno sejak dulu sudah menyadari pentingnya melestarikan kekayaan resep kuliner Indonesia. Buku Mustika Rasa yang diinisiasi sang kakek pun menjadi manifestasi yang bermanfaat untuk generasi penerus bangsa.
“Beliau menginisiasi pengumpulan berbagai resep kuliner dari berbagai daerah dan dijadikan dalam satu buku Mustika Rasa. Kalau kita lihat buku Mustika Rasa, itu komplit banget. Yang nggak bisa masak juga jadi bisa masak,” ungkap Puan.
Puan menjelaskan, festival kuliner nusantara dibuat PDIP sekaligus sebagai penegasan betapa pentingnya menjalankan ketahanan pangan. Menurutnya, ketahanan pangan penting untuk mengantisipasi ancaman krisis pangan global yang salah satunya disebabkan oleh konflik Rusia-Ukraina.
"Saya tanya kenapa bikin acara resep Mustika Rasa dan bakar ikan bersama? Karena apa? Sekarang itu ketahanan pangan, kedaulatan pangan, penting sekali, apalagi di saat perang Rusia dan Ukraina ini," ungkap Puan.
Berbagai negara saat ini sudah mengalami krisis pangan karena negara-negara distributor mulai membatasi ekspor komoditas. Untuk itu, Puan mengingatkan masyarakat agar bisa mengantisipasi krisis pangan yang juga berdampak pada mahalnya harga-harga bahan pangan.
“Ibu Mega dan Presiden Joko Widodo sudah berulang kali mengingatkan bahwa ancaman krisis pangan itu nyata adanya dan bahkan sudah di depan mata kita,” ungkap mantan Menko PMK itu.
“Jika kita tidak bisa mengatasinya, maka resep-resep yang ada di buku Mustika Rasa ini hanya sekedar kumpulan tulisan. Ada resepnya tapi tidak ada bahan bakunya ya maka tidak akan bisa lagi kita menikmati kelezatan masakan Indonesia,” imbuh Puan.
Baca juga:
Pemda Kota Cirebon Raih Merdeka Award Kategori Inovasi Digital
Layang-layang Tertua di Dunia, Ada di Festival Kaghati Kolope Sulawesi Tenggara
Kader-kader PDIP diajak untuk bergotongroyong menghadirkan kedaulatan pangan di Indonesia lewat kearifan lokal masing-masing daerah. Salah satu yang dapat dilakukan, kata Puan, adalah dengan menggiatkan penanaman umbi-umbian pendamping beras yang juga sudah mulai digalakkan oleh PDIP di daerah-daerah.
“Ada sukun, jagung, porang, sorgum, ketela, talas, hanjali, singkong, dan pisang. Dengan tanaman pendamping beras yang ditanam berbasiskan pada potensi daerah, maka akan memperkuat sumber pangan di setiap daerah,” terangnya.
“Jadi cara kita menghadirkan kedaulatan pangan bisa secara Bhinneka Tunggal Ika, beragam cara untuk satu tujuan yaitu kedaulatan pangan,” sambung Puan.
Festival Bakar Ikan Nusantara yang digelar PDIP juga menghadirkan seminar atau bedah buku `Mustika Rasa`, dan talk show ikan sebagai sumber protein dengan ahli gizi.. Tak hanya digelar di Jakarta, festival kuliner nusantara PDIP pun turut digelar di 451 kabupaten/kota dengan jumlah peserta masing-masing minimal 150 orang. []