Daerah Sabtu, 27 September 2025 | 13:09

Doa dan Dukungan Warga GKPI dari Kepulauan Riau untuk Calon Bishop Pdt Ro Sininta Hutabarat

Lihat Foto Doa dan Dukungan Warga GKPI dari Kepulauan Riau untuk Calon Bishop Pdt Ro Sininta Hutabarat Pdt Dr Ro Sininta Hutabarat dan istri usai menerima ulos dari Jumaga Nadeak dan warga GKPI di Batam, Kepulauan Riau, pada Senin, 22 September 2025. (Foto: ist)
Editor: Tigor Munte

Batam - Suasana penuh keakraban dan kekeluargaan terjalin ketika Ketua DPRD Provinsi Kepulauan Riau dua periode, tahun 2014-2019 dan 2019-2024, Jumaga Nadeak yang kini menjadi anggota hingga tahun 2029, menjamu rombongan pendeta GKPI di kediamannya di Batam Center pada Senin, 22 September 2025 malam. 

Pertemuan ini dipenuhi doa dan pengharapan bagi perjalanan GKPI ke depan, khususnya menjelang Sinode Am Periode XXIV GKPI yang akan memilih kepemimpinan baru periode 2025–2030.

Hadir dalam kesempatan itu dua figur calon pimpinan GKPI, yaitu Calon Bishop GKPI Pdt Dr Ro Sininta Hutabarat MTh dan Calon Sekjen GKPI Pdt Dr Teddi Paul Sihombing MM MTh. 

Dengan ketulusan, Jumaga menyampaikan harapannya terhadap dua figur calon pemimpin GKPI lima tahun ke depan.

“Saya mendoakan yang terbaik untuk GKPI ke depan. Kiranya apa yang dituju di Sinode dapat tercapai, sebab tantangan pelayanan semakin berat. Tuhanlah yang memberikan yang terbaik bagi para calon, baik Pdt Ro Sininta maupun Pdt Teddi Paul Sihombing," katanya.

Turut hadir pula warga jemaat GKPI dan sejumlah tokoh GKPI dari Batam yang dengan penuh sukacita menyatakan dukungan dan doa bagi keduanya.

Di sela-sela kehangatan persaudaraan, salah seorang warga jemaat yang menjadi utusan SAP GKPI tahun 2025 menyampaikan pandangannya terhadap sosok Pdt Ro Sininta Hutabarat. 

“Sosok Pdt Ro Sininta merupakan pemimpin yang telah teruji dan mumpuni memimpin GKPI. Ia bersahabat dengan seluruh kalangan, namun juga tegas dalam prinsip kepemimpinan. Sosok seperti inilah yang dibutuhkan GKPI untuk membuktikan kehadirannya sebagai gereja yang berdampak," ujarnya.

Perlu diketahui, Provinsi Kepulauan Riau dengan pusat pertumbuhan di Batam, merupakan wilayah strategis yang kaya akan potensi kelautan, energi, perdagangan, dan pariwisata. 

Di tengah keberagaman agama dan budaya, kehadiran GKPI dipandang penting dalam menghadirkan terang Kristus, khususnya melalui pelayanan sosial dan spiritual. 

Menanggapi konteks itu, Pdt Ro Sininta menegaskan visi kepemimpinan yang terbuka, berbasis data, dan menjangkau yang belum terjangkau. 

Kehadiran gereja di Batam memiliki arti strategis. Gereja dipanggil untuk menjadi pusat pembinaan iman, ruang penguatan keluarga, sekaligus saksi Kristus yang menghadirkan kasih di tengah masyarakat majemuk. 

Bagi Pdt Ro Sininta, pelayanan GKPI di Batam adalah cermin dari panggilan gereja yang inklusif, terbuka, dan mampu bersuara profetik di tengah arus globalisasi.

“Batam adalah wajah Indonesia yang majemuk dan modern. Maka penting bagi GKPI di sini untuk tidak sekadar bertahan, tetapi hadir memberi arah, mendidik, dan memperlengkapi jemaat. Apa yang berhasil kita bangun di Batam harus menjadi model pelayanan bagi seluruh wilayah GKPI lainnya,” ungkapnya. 

“Komitmen kami adalah membangun kepercayaan, baik internal maupun eksternal. Penting bagi GKPI untuk meningkatkan kapasitas pelayanan agar mampu bergerak lintas bidang. Semua itu harus ditopang oleh dasar kajian yang kuat, supaya gereja hadir menjawab kebutuhan zaman, termasuk tantangan di kalangan generasi muda,” imbuhnya.

Pertemuan malam itu turut diwarnai dukungan tokoh oikumene. Praeses HKBP Distrik XX Kepulauan Riau, Pdt Renova Sitorus STh MM, bersama sejumlah pendeta HKBP, hadir memberikan doa dan dukungan. 

Pdt Renova menegaskan bahwa Pdt Ro Sininta adalah sosok gembala yang bersahaja, rendah hati, dan peduli.

Kebersamaan dengan warga jemaat GKPI, tokoh gereja lokal, serta dukungan lintas denominasi di Kepulauan Riau menjadi tanda bahwa gereja-gereja di Batam dipanggil untuk berjalan dalam semangat persaudaraan Kristiani, menghadirkan Injil Kristus di tengah masyarakat yang majemuk.

Pertemuan malam itu bukan sekadar jamuan, melainkan momentum doa, pengharapan, dan dukungan bagi GKPI yang sedang bersiap menapaki babak baru kepemimpinan. 

Seluruh jemaat dan pelayan dituntun untuk menyerahkan langkah-langkah GKPI kepada Sang Kepala Gereja, Yesus Kristus. Sebagaimana firman Tuhan berkata:

“Aku akan mengangkat gembala-gembala yang akan menggembalakan mereka; mereka tidak akan takut lagi atau terkejut, dan tidak seorang pun hilang,” demikianlah firman Tuhan. (Yeremia 23:4).

Empat pilar pondasi pelayanan 

Dalam mempersiapkan GKPI melangkah ke depan, Pdt Ro Sininta menegaskan empat pilar pondasi pelayanan yang menjadi arah penggembalaan gereja.

Pertama adalah Ruang Inovasi & Pengujian. Gereja menurut dia, harus menjadi ruang lahirnya inovasi pelayanan, baik dalam liturgi, pendidikan, maupun pemberdayaan jemaat. 

Di Batam, inovasi ini tampak melalui penguatan pelayanan kaum muda yang berhadapan dengan arus globalisasi dan budaya digital. Visi ini akan diperluas ke 11 wilayah GKPI lainnya agar gereja tetap hidup, relevan, dan kontekstual.

Berikutnya adalah Pengaruh dan Integritas Sosial–Spiritual. Bagi pendeta murah senyum ini, GKPI dipanggil untuk tidak hanya hadir di altar, tetapi juga memberi pengaruh nyata di tengah masyarakat. 

Di Kepulauan Riau, Pdt Ro Sininta akan membangun relasi lintas agama dan etnis, meneguhkan integritas gereja di tengah masyarakat plural. 

Prinsip ini akan diperkuat ke seluruh wilayah GKPI, sehingga gereja benar-benar menjadi garam dan terang dunia.

Ketiga adalah Kemandirian dan Tata Kelola Keuangan Gereja. Pelayanan yang kuat perlu ditopang dengan kemandirian finansial dan tata kelola yang transparan. 

Di Batam, Pdt Ro Sininta mendorong partisipasi jemaat dalam membangun unit usaha kecil gereja. 

Komitmen ini akan dikembangkan ke seluruh GKPI agar gereja sehat secara finansial dan mampu menopang pelayanan misi serta diakonia.

Terakhir adalah Kapabilitas dan Kompetensi Teologis–Organisatoris. Menurut dia, Gereja harus memiliki pelayan yang berkapasitas tinggi, baik dalam teologi maupun kepemimpinan organisatoris. 

Di Kepulauan Riau, ia mengembangkan pelatihan untuk pendeta dan pelayan jemaat, agar tidak hanya kuat dalam pewartaan firman, tetapi juga piawai mengelola organisasi. 

Upaya ini akan diperluas ke seluruh 11 wilayah GKPI sebagai fondasi lahirnya pemimpin gereja yang tangguh dan visioner.[rob]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya