Jakarta - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Forum Komunikasi Santri Indonesia (FOKSI) Muhammad Natsir Sahib mendukung penuh langkah pemerintah untuk memperbaiki tata kelola Candi Borobudur.
Menurut Natsir, ada tiga indikator utama lakukan pembenahan keseluruhan tata kelola, dari pelindungan sampai pemanfaatan, untuk memaksimalkan potensi kawasan tersebut
"Indikator menjaga tempat ibadah dan kelestarian warisan leluhur bangsa ini agar bisa dinikmati oleh anak cucu kita dan generasi kita selanjutnya, di mana Candi Borobudur merupakan tempat bersejarah, sehingga kelestariannya harus dijaga," kata Natsir dalam keterangannya, Selasa, 14 Juni 2022.
Yang kedua, lanjutnya, Borobudur merupakan ikon sejarah bangsa ini. Oleh sebab itu, dia mengatakan bahwa sudah bagian dari seluruh masyarakat untuk menjaga agar keutuhan dan kesatuan tetap terjaga.
"Kita ketahui bersama bahwa Borobudur kini masih digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan. Tiap tahun umat Buddha yang datang dari seluruh Indonesia dan mancanegara berkumpul di Borobudur untuk memperingati Trisuci Waisak," ujarnya.
"Terlebih lagi tanggal 11 Februari 2022, pemerintah meresmikan status Candi Borobudur sebagai tempat peribadatan Umat Buddhis di Indonesia dan dunia," sambungnya.
Pada poin ketiga, dia menyinggung soal kepariwisataan. Ia menyebut, Borobudur adalah objek wisata tunggal di Indonesia yang paling banyak dikunjungi wisatawan, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.
"Hal ini mengingat adanya kebijakan harga khusus di kawasan tersebut untuk wisatawan nusantara sebesar Rp 750.000, wisatawan mancanegara 100 Dolar AS, serta kalangan pelajar/grup study tour sekolah sebesar Rp 5.000 yang menimbulkan pro dan kontra di tingkat masyarakat," ucap Natsir.[]