Jakarta - Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid (HNW) menegaskan bahwa Edy Mulyadi bukan kader internal PKS.
Hal itu diungkapkan merespons banyaknya pihak yang menyebut bahwa jurnalis senior tersebut kader PKS.
Belakangan Edy diketahui mengeluarkan pernyataan yang membuat masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim), marah. Sebab, dia mengatakan bahwa Kaltim adalah tempat jin buang anak.
"Beliau bukan kader PKS. Memang pernah jadi caleg PKS pada Pemilu 2019, tapi dari jalur eksternal Partai atau non kader," kata Hidayat Nur Wahid mengutip catatan Okezone, Senin, 24 Januari 2022.
Oleh sebab itu, lanjutnya, apa yang disampaikan Edy Mulyadi terkait Ibu Kota Negara (IKN) di Kaltim, tidak mewakili pernyataan resmi PKS.
"Maka pernyataan-pernyataan beliau sama sekali tidak mewakili kader PKS atau sikap resmi PKS. Sikap PKS soal IKN sudah disampaikan oleh FPKS DPR RI, para Jubir maupun pimpinan PKS," ucap Hidayat Nur Wahid.
Diketahui, pernyataan Edy Mulyadi melalui video di YouTube yang menyebut lokasi ibu kota negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur (Kaltim) sebagai "tempat jin buang anak" lalu dipasarkan kepada "genderuwo" dan "kuntilanak", kini berbuntut dengan laporan ke pihak kepolisian.
Perwakilan Pemuda Lintas Agama Kalimantan Timur bernama Daniel A Sihotang resmi melaporkan Edy Mulyadi ke Polresta Samarinda pada Minggu, 23 Januari 2022.
Dia menduga Edy Mulyadi sudah melanggar hukum terkait penyebaran berita bohong dan dugaan penghinaan terhadap masyarakat Kalimantan melalui media elektronik, dalam hal ini menggunakan YouTube.
"Dugaan berita bohong dan menimbulkan kebencian dan permusuhan individu dan/kelompok masyarakat tertentu berdasarkan Suku, Agama, Ras, Antargolongan (SARA)," kata Daniel dalam keterangan tertulisnya diterima Opsi di Jakarta, Minggu, 23 Januari 2022.
Untuk diketahui, lini masa diramaikan dengan video pernyataan Edy Mulyadi. Video berdurasi 58 detik itu viral setelah diunggah akun @RiuRizki Utomo_ di Twitter.
"Bisa memahami enggak, ini ada tempat sebuah elit, punya sendiri, yang harganya mahal, punya gedung sendiri, lalu dijual pindah ke tempat jin buang anak," ujar Edy dalam potongan video segmen pertama.
"Pasarnya siapa, kalau pasarnya kuntilanak, genderuwo ngapain gue bangun di sana," tutur Edy dalam potongan video segmen kedua.
"Enggak ada, nih, sampeyan tinggal di mana om Ajab, di Jakartanya Jakarta mana? Mana mau dia tinggal di Gunung Sahari (Jakarta Pusat) dipindah ke Kalimantan Penajam sana untuk beli rumah di sana. Gue mau jadi warga ibukota baru, mana mau," ucap Edy dalam video segmen ketiga.
Pada video segmen ketiga itu ada seorang di belakang Edy Mulyadi yang menimpali ucapannya. "Hanya monyet," kata pria tersebut. Ucapan pria tersebut kemudian dibarengi dengan gelak tawa peserta diskusi. []