Daerah Kamis, 28 Juli 2022 | 21:07

Festival Kali Sanga, Lestarikan Sungai di Kampung Wisata Kabupaten Rembang

Lihat Foto Festival Kali Sanga, Lestarikan Sungai di Kampung Wisata Kabupaten Rembang Festival Kali Sanga 2022, di Kampung Wisata Iniori, Tambakagung, Kecamatan Kaliori. (Foto: Opsi/Humas Jateng)
Editor: Yohanes Charles

Rembang – Jika dikelola dengan baik, sungai akan memberikan dampak positif, mulai pariwisata hingga pertumbuhan ekonomi, khususnya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Hal itu disampaikan Wakil Bupati Rembang Mochamad Hanies Cholil Barro’ pada Festival Kali Sanga 2022, di Kampung Wisata Iniori, Tambakagung, Kecamatan Kaliori, Rabu 27 Juli 2022. Menurutnya, jika sungai dirawat, akan memberikan dampak positif.

“Tetapi jika tidak dirawat pasti bisa marah, seperti di wilayah Kecamatan Kaliori, sungai menjadi titik kewaspadaan bencana banjir,” jelasnya.

Apresiasi disampaikan wabup, kepada komunitas peduli air sungai dari sembilan Daerah Aliran Sungai (DAS), dan Karang Taruna Kabupaten Rembang, yang telah menggelar Festival Kali Sanga 2022.

Menurutnya, menjaga kelestarian sungai dan kebersihan lingkungan merupakan hal penting.

“Tentu kita semua berharap, kesadaran masyarakat, terutama di daerah aliran sungai akan tumbuh. Saya kira, sembilan komunitas peduli sungai bisa mengampanyekan di daerahnya, soal kebersihan sungai,” imbuh wabup.

Baca juga:

Pagelaran Wayang Golek, Wali Kota Cirebon: Tontonan yang Mengandung Tuntunan

Kemenkeu: Orang Indonesia Itu Mendingan Lapar Tapi Bisa Ikut Citayam Fashion Week

Ketua Karang Taruna Kabupaten Rembang, Ahmad Rif’an, mengatakan sungai sebenarnya bukanlah suatu masalah, tetapi merupakan sebuah potensi. Pasalnya, sungai selama ini memberikan manfaat dan memiliki peran besar dalam kehidupan manusia.

“Dari sejarah, bahwa munculnya peradaban dunia itu muncul dan berasal dari lembah sungai. Di antaranya, peradaban dunia yang terkenal, yaitu Mesir, lembah Sungai Nil,” tutur Ahmad.

Kemudian, lanjut Ahmad, Mesophotamia Timur Tengah, ada lembah Sungai Tigris dan Eufrat, di China ada sungai kuning, kemudian di Indonesia ada Sungai Musi di Sumatra dan Bengawan Solo.

Rif’an menuturkan, sungai bukan hanya menjadi kewenangan Dinas Lingkungan Hidup dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali- Juana, tetapi juga semua pihak termasuk masyarakat. Untuk itu, para komunitas yang peduli, diminta ambil bagian dalam melestarikan sungai. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya