Makassar – Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya asupan gizi seimbang, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) bersama Badan Gizi Nasional (BGN) kembali menggelar sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Makassar, Jumat, 14 Februari 2025.
Acara yang berlangsung dari pukul 08.30 hingga 12.00 WIB ini dihadiri oleh lebih dari 300 peserta, termasuk berbagai pemangku kepentingan. Turut hadir dalam kegiatan ini anggota Kapoksi DPR RI Komisi IX, Ashabul Kahfi, serta Direktur Kerja Sama dan Kemitraan BGN, Muhammad Risal S.
Sarapan, Kunci Kecerdasan Anak
Dalam sambutannya, Ashabul Kahfi menyoroti kebiasaan sarapan anak-anak sebelum berangkat ke sekolah. Ia mempertanyakan kepada para peserta, terutama para ibu, apakah mereka selalu memastikan anak-anak mereka mendapatkan sarapan sebelum belajar.
“Pagi hari, siapa yang lebih dulu bangun, anak atau ibunya? Faktanya, menurut pernyataan Presiden, sebanyak 41% siswa di Indonesia berangkat sekolah tanpa sarapan. Ini sangat memprihatinkan karena sarapan adalah sumber energi utama bagi mereka,” ujar Ashabul Kahfi.
Ia menekankan bahwa permasalahan gizi tidak hanya berdampak pada anak-anak sekolah, tetapi juga ibu hamil yang tengah mengandung.
“Stunting dan kekurangan gizi masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Ini bukan hanya soal tumbuh kembang anak setelah lahir, tapi juga saat mereka masih dalam kandungan. Oleh karena itu, program MBG ini tidak hanya menyasar anak sekolah, tetapi juga ibu hamil agar generasi mendatang tumbuh sehat dan cerdas,” lanjutnya.
Dukungan Pemerintah untuk Generasi Sehat
Program Makan Bergizi Gratis merupakan salah satu program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
“Kita patut mengapresiasi Presiden Prabowo. Baru dua bulan menjabat, program ini sudah berjalan. Dalam waktu singkat, sudah ada dua juta anak yang mendapatkan manfaat dari program ini. Tentunya, target jangka panjangnya lebih besar, yakni menjangkau 82 juta anak,” ungkap Ashabul Kahfi.
Pemerintah berkomitmen penuh untuk mendukung keberlanjutan program ini tanpa ragu-ragu dalam hal pendanaan.
“Tak perlu ragu soal anggaran, karena kesehatan generasi penerus adalah investasi masa depan bangsa. Tidak ada negara maju yang abai terhadap kebutuhan gizi warganya,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia menyoroti dampak buruk kurangnya asupan gizi terhadap kecerdasan anak.
“Bagaimana anak bisa fokus belajar jika perut mereka kosong? Yang ada, mereka malah mengantuk di kelas. Data menunjukkan, IQ anak-anak Indonesia masih di bawah rata-rata karena faktor gizi. Ini bukan sekadar persoalan kesehatan, tapi juga investasi jangka panjang bagi kemajuan bangsa,” paparnya.
Kolaborasi untuk Masa Depan Anak Bangsa
Meski ada berbagai kritik terhadap program ini, pemerintah tetap berkomitmen untuk menjalankannya demi mengatasi permasalahan gizi di Indonesia. Dukungan dari masyarakat juga sangat dibutuhkan agar program ini bisa berjalan optimal dan memberikan hasil maksimal.
Program Makan Bergizi Gratis diharapkan mampu melahirkan generasi yang sehat, cerdas, dan produktif, sehingga mampu meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global.
Dengan gizi yang cukup, anak-anak Indonesia bisa tumbuh menjadi individu yang berkualitas dan berkontribusi dalam menciptakan lapangan pekerjaan di masa depan.
Selain itu, program ini juga sejalan dengan visi Indonesia 2045, yang menargetkan terbentuknya Generasi Emas—sebuah generasi yang siap membawa Indonesia menjadi negara maju. Dengan langkah nyata seperti Program Makan Bergizi Gratis, harapan tersebut bukan sekadar angan, melainkan sebuah tujuan yang bisa diwujudkan bersama. []