Jakarta - Bagi Anda yang ingin meningkatkan daya tahan tubuh, terutama di era pandemi Covid-19, banyak pilihan. Tapi tidak salah mencoba ginseng sebagai alternatifnya.
Nah, ginseng ini terkenal dari Korea Selatan. Salah satu negara terbesar yang membudidayakan ginseng dengan kualitas yang baik.
Tapi tunggu dulu, di Indonesia juga ada tanaman ginseng. Tak kalah dengan Ginseng Korea, yakni Ginseng Jawa. Nama ilmiahnya adalah talinum paniculatum gaertn.
Selain dikenal sebagai tanaman hias, juga sebagai tanaman liar yang memiliki segudang khasiat untuk kesehatan.
Ginseng Jawa ini berasal dari benua Amerika bagian tengah dan selatan serta Afrika bagian selatan.
Tanaman ini memiliki nama lain, yaitu flame flower (bahasa Inggris), jewels of opar (bahasa Inggris), dan tu ren shen (bahasa China).
Di Pulau Jawa sendiri tanaman ini dikenal dengan nama som jawa, dan hampir sama dengan talinum triangulare.
Ginseng Jawa juga dapat tumbuh pada dataran rendah hingga ketinggian 1.250 meter di atas permukaan laut, sehingga tanaman ini dapat tumbuh subur di taman tematik obat Kebun Raya Cibodas.
Ginseng Jawa merupakan tanaman herba tahunan yang memiliki batang bulat sukulen dan tinggi tanaman dapat tumbuh lebih dari setengah meter.
Daunnya tersebar bersilang berhadapan dengan bentuk bulat telur terbalik, permukaan daunnya lembut, licin, agak berdaging, bagian atas berwarna hijau terang, licin dan gundul, sedangkan permukaan bawahnya berwarna hijau muda.
Adapun bunga yang dihasilkan adalah bunga majemuk berbentuk malai terminal dan berbentuk anak payung menggarpu.
Baca juga: Alasan Presiden Jokowi Ingin Hentikan Impor Obat Hingga Alkes
Buahnya berbentuk bola atau agak kotak berwarna merah kecoklatan dan memiliki biji kecil berbentuk bulat pipih atau gepeng.
Menurut Intani Quarta Lailaty, peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), bahwa untuk menanam Ginseng Jawa ini tidak terlalu sulit karena tanaman ini dapat tumbuh dan beradaptasi dalam kondisi apapun selama kebutuhan air dan nutrisinya terpenuhi.
Intani juga menambahkan, apabila budidaya tanaman ini pun cukup mudah, dapat dilakukan secara generatif maupun vegetatif.
“Untuk mendapatkan hasil yang lebih cepat dapat dilakukan perbanyakan melalui vegetatif yaitu stek batang dan dapat juga dilakukan melalui kultur jaringan,” imbuh Intani dilansir dari situs resmi BRIN, Sabtu, 12 Maret 2022.
Menurut Harmanto, 2007, Ginseng Jawa ini memiliki kandungan kimia, antara lain saponin, flavonoid dan tannin yang terdapat pada akar dan daunnya.
Saponin merupakan zat yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, mengikat kolesterol, dan bersifat antibiotik.
Adapun flavonoid mempunyai fungsi sebagai antibakteri, antiinflamasi, antialergi, antimutagenik, antivirus, antineoplastik, antitrombosis, antioksidan, dan aktivitas vasodilatasi.
Sedangkan tannin memiliki aktivitas biologis sebagai pengkelat ion logam, agen penggumpal protein dan antioksidan.
Selain itu, manfaat lain dari Ginseng Jawa adalah akarnya dapat dimanfaatkan sebagai tonikum, peningkat daya tahan tubuh, menghilangkan lelah, berkeringat dingin, pusing, aprodisiaka, batuk dahak, radang paru-paru, diare, banyak kencing, haid tidak teratur dan keputihan.
Daun ginseng sendiri juga dapat digunakan untuk meningkatkan produksi ASI, meningkatkan nafsu makan, sebagai obat bisul, dan aprodisiaka (obat kuat).
Namun, perlu diingat bahwa dalam penggunaan obat herbal tidak boleh sembarangan, perlu takaran dan tidak boleh berlebihan, karena sesuatu yang berlebihan tidak akan baik hasilnya.
Diperlukan penelitian yang lebih komprehensif dan mendalam mengenai kandungan senyawa dan khasiat ginseng jawa sebagai obat herbal yang bermanfaat bagi masyarakat.[]