Jakarta - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono mengakui bahwa sistem dan paham ekonomi kapitalisme ini tidak bisa dibendung. Bahkan, dia tidak memungkiri, di Indonesia pun kapitalisme nyatanya ada.
"Kapitalisme itu tidak bisa kita bendung, di Indonesia itu ada," kata Hendropriyono, Opsi kutip dari kanal YouTube SCTV program Point of View, Rabu, 23 November 2022.
Baca juga: Pesan Hendropriyono: Islamisme Boleh, Tapi Jangan Radikal Meneror Segala!
Apabila kapitalisme merupakan sebuah tesis, menurut Hendropriyono, maka antitesisnya adalah Islamisme.
"Tapi kapitalisme ini kalau dia jadi tesis, maka ada antitesisnya, apa Islam? Islamisme," tutur dia.
Hendropriyono berucap, tentu saja Islamisme atau ajaran Islam diperbolehkan di Indonesia, asalkan jangan kebablasan menjadi paham radikalisme yang ia soroti kerap membuat aksi teror.
Baca juga: Hendropriyono: Kapitalis Ikut Kendalikan Capres, Mau Bego atau Pelawak Gak Penting Bagi Amerika
"Islamisme boleh dong. Orang kita Islam. Tapi jangan keterusan jadi radikalisme meneror segala, jangan. Jadi jangan bablas," ujar dia.
Menurutnya, pelbagai pihak harus mengakui keberadaan sistem kapitalisme di Indonesia. Namun, yang harus ditentang adalah sistem imperialisme. Dia menilai yang memiliki peranan besar sebagai ideologi penengah di Indonesia adalah nasionalisme.
Baca juga: Hendropriyono Cerita Rapat Operasi Penangkapan Osama: CIA yang Bego Juga Banyak
"Kapitalisme ya apa boleh buat, itu sudah kemauan sejarah. Tapi jangan jadi imperialisme. Jadi, siapa nih yang nantinya bisa menahan ini kebebasan. Yang bisa pegang bandul adalah nasionalisme. Dengan wawasan kebangsaan kita, ini tidak bisa bablas (harus selalu ada yang menahan)," ucap Hendropriyono. []