News Senin, 28 Maret 2022 | 11:03

Jadi Sorotan Terkait Dokter Terawan, Begini IDI Berdiri

Lihat Foto Jadi Sorotan Terkait Dokter Terawan, Begini IDI Berdiri Logo IDI. (Foto: Ist)
Editor: Tigor Munte

Jakarta - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) saat ini menjadi sorotan publik terkait rekomendasi Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) untuk memecat eks Menteri Kesehatan dr Terawan Agus Putranto dari keanggotaan IDI.

IDI adalah organisasi profesi para dokter di Indonesia. Memiliki sejarah panjang, IDI kini memiliki tak kurang dari 161.000 ribu anggota yang tersebar di seluruh Tanah Air.

Selain berkantor pusat di Jakarta, persisnya di Jalan Dr. G.S.S.Y. Ratulangi No. 29, Menteng, Jakarta Pusat, IDI memiliki kantor cabang hampir di seluruh kabupaten/kota.

Ketua Umum IDI saat ini adalah Dr Muhammad Adib Khumaidi Sp OT. Dia baru resmi dikukuhkan periode 2022-2025 dalam Muktamar ke-31 di Banda Aceh pada Sabtu, 26 Maret 2022. 

Sejarah 

Dilansir dari situs IDI, pada 30 Juli 1950 PB Persatuan Thabib Indonesia (Perthabin) yang diketuai Dr. Abdoel Rasjid dan Perkumpulan Dokter Indonesia (DP-PDI) menyelenggarakan rapat.

Atas usul Dr. Seno Sastroamidjojo dibentuklah panitia penyelenggara Muktamar Dokter Warga Negara Indonesia (PMD WNI), yang diketuai Dr. Bahder Djohan. 

Panitia ini bertugas menyelenggarakan ‘Muktamar Dokter Warga Negara Indonesia’. Kegiatan ini bertujuan untuk ‘mendirikan suatu perkumpulan dokter warga negara Indonesia yang baru, dan merupakan wadah representasi dunia dokter Indonesia, baik dalam maupun keluar negeri’.

Baca juga: Komentari soal Terawan, Niluh Djelantik: Dokter Sekeren Ini Kok Dipecat

Pada  22-25 September 1950 Muktamar pertama Ikatan Dokter Indonesia (MIDI) digelar di Deca Park yang kemudian menjadi gedung pertemuan Kotapraja Jakarta. 

Sebanyak 181 dokter WNI, 62 diantaranya datang dari luar Jakarta, menghadiri Muktamar tersebut. Dalam muktamar IDI itu, Dr. Sarwono Prawirohardjo terpilih menjadi Ketua Umum IDI pertama.

Baca juga: Pemecatan Dokter Terawan dari IDI Berbahaya untuk Dunia Kedokteran Indonesia

Pada 24 Oktober 1950 Dr. Soeharto, selaku panitia Dewan Pimpinan Pusat IDI waktu itu, atas nama sendiri, dan atas nama pengurus lainnya, yakni Dr. Sarwono Prawirohardjo, Dr. R. Pringgadi, Dr. Puw Eng Liang, Dr. Tan Eng Tie, dan Dr. Hadrianus Sinaga menghadap notaris R. Kadiman untuk memperoleh dasar hukum berdirinya perkumpulan dokter dengan nama ‘Ikatan Dokter Indonesia’.

Dalam periode pengurusan IDI ini, Dr. Tan Eng Tie, bendahara IDI enam kali berturut-turut, ditugaskan membeli gedung IDI sekarang di Jalan Sam Ratulangie, Jakarta dari seorang warga Negara Belanda seharga Rp 300.000. 

Sejak memiliki gedung itu kemudian, PB IDI mengembangkan organisasi hingga sejauh ini mampu menjadi wadah para dokter di Tanah Air.

Dalam memilih para pengurus, IDI melakukan proses Muktamar sekali dalam tiga tahun.  Muktamar IDI sudah diadakan sebanyak 31 kali. Terakhir digelar Banda Aceh pada 23-26 Maret 2022.

Di Muktamar ini pula disampaikan pemecatan Terawan Agus Putranto sebagai anggota IDI. Pemecatan direkomendasikan oleh MKEK IDI yang diketuai Dr Pukovisa Prawiroharjo dan Sekretaris MKEK Dr Putri Dianita Ika Meilia.

Melalui surat nomor 0280 tertanggal 8 Februari 2022 soal Penyampaian Hasil Keputusan MKEK Tentang Prof Dr dr Terawan Agus Putranto, Sp Rad(K) yang ditujukan kepada Ketua Umum PB IDI, MKEK IDI menyebut alasan pemecatan, selain karena melanggar kode etik berat, juga karena Terawan disebut mempromosikan Vaksin Nusantara kepada masyarakat luas sebelum penelitiannya selesai. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya