Surabaya - Menjelang Hari Raya Natal dan akhir tahun 2021, sejumlah pimpinan organisasi Kristen menggelar pertemuan di XO Palace, Jalan Raya Kupang Indah, Kecamatan Dukuh Pakis, Kota Surabaya, Sabtu, 4 Desember 2021 kemarin.
Pertemuan itu dilangsungkan guna membahas pola perayaan ibadah Natal dengan melaksanakan protokol kesehatan.
Selain itu, para pimpinan organisasi ini turut membahas tentang kewaspadaan terhadap hal-hal yang tidak diinginkan.
Pernyataan ini disampaikan oleh Ketua I PGI Surabaya Pdt. Helbert Onja di hadapan pimpinan-pimpinan organisasi yang sekaligus mengkoordinatori pertemuan tersebut.
Dia berharap, pertemuan organisasi-organisasi Kristen ini bisa dilakukan sebulan sekali.
Tujuannya, lanjut dia, guna membangun konsolidasi dan saling bertukar informasi terkait apa yang terjadi di lingkungan masing-masing.
Yang terpenting, sambungnya, pertemuan itu dapat melahirkan tindakan-tindakan yang bermanfaat untuk masyarakat sekitar.
"Dalam situasi yang kontekstual saat ini, di mana negara kita sedang dimunculkan lagi dengan isu-isu SARA. Kita berharap pasca pertemuan ini, kita dapat melakukan kunjungan kasih dan silaturahmi ke lembaga-lembaga lain seperti NU, Muhammadiyah, MUI dan lain-lain," kata Herbert mengutip keterangannya, Minggu, 5 Desember 2021.
"Hal ini bertujuan untuk menepis polarisasi konflik yang sedang dibangun sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab melalui media sosial," sambungnya.
Menjelang pelaksanaan ibadah Natal, forum pertemuan organisasi Kristen itu sepakat untuk memberikan imbauan agar ibadah mendatang mengedepankan prokes yang ketat agar.
Imbauan disampaikan agar pelaksanaan Natal tidak menjadi kluster baru Covid-19 di berbagai gereja di Surabaya.
"Seperti contoh, masyarakat yang belum vaksin agar menahan diri. Sementara, gereja dapat memberikan syarat bagi jemaat yang ingin mengikuti ibadah, minimal sudah mendapat satu kali suntik vaksin, khusus ibadah Natal Desember 2021 ini saja," ujarnya.
Hal ini adalah salah satu langkah dalam mencegah naiknya jumlah positif Covid-19. Kendati jumlah kasus sudah mengalami penurunan, diharapkan masyarakat tidak lengah.
Maka dari itu, mereka sepakat agar pelaksanaan ibadah Natal harus tetap menaati protokol kesehatan, seperti yang sering disampaikan oleh pemerintah.
Menyoal gangguan keamanan saat perayaan Natal mendatang, Herbert menyebut bahwa pihaknya sudah melakukan pembahasan dengan Kapolrestabes Surabaya, Kombes Akhmad Yusep beberapa waktu lalu.
Dia menuturkan, Kombes Ahkmad sudah melakukan pertemuan dengan para pendeta dan beberapa ormas Kristen guna melakukan untuk koordinasi keamanan saat pelaksanaan Natal.
"Masalah keamanan Natal kami serahkan kepada pihak kepolisian. Kami berharap Kepolisian dapat bertugas dengan baik, dan jika perlu koordinasi beberapa hal terkait, kami siap membantu," ucap Pdt. Helbert Onja.
Diketahui, pada pertemuan itu turut hadir Atmaja Bakti Pandia (MUKI Jatim), Rien Budi Susilo (MUKI Jatim), Pdt. Rudolf Polimpong (PGPI Pembaharuan Jatim), Pdt. Ricardo Nainggolan (PGPI Surabaya), dan Romo Timetheus Siga (Gereja Katolik).
Kemudian, Arnold Panjaitan (GAMKI Jawa Timur), Santo Vormen (Perhimpunan Pustaka Lewi), Budi Waluyo (Perhimpunan Pustaka Lewi), Aldo (PP PMKRI), Yosta (DPC PMKRI Surabaya), Pdt Ignatius Ngatiyo(PGIS Surabaya), dan beberapa anggota dari masing-masing organisasi.[]