Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengatakan, jelang Pemilihan Umum (Pemilu) informasi bohong atau hoaks kian meningkat.
Hingga saat ini, teridentifikasi total 101 isu hoaks beredar di tengah masyarakat.
"Sepanjang 2022 hanya terhadap 10 hoaks Pemilu, namun sepanjang Januari 2023 hingga 26 Oktober 2023 terdapat 91 isu hoaks Pemilu,"jelas Menkominfo Budi Arie Setiadi saat Konferensi Pers Awas Hoaks Pemilu di Media Center Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Jumat, 27 Oktober 2023 lalu.
Berarti terjadi peningkatan hampir 10 kali lipat isu hoaks dibandingkan tahun lalu,"
Bahkan kata dia , sejak Juli berita hoaks sangat signifikan dari bulan sebelumnya.
Informasi hoaks tersebut ditemukan di berbagai kanal media sosial, paling banyak di aplikasi Facebook.
Penyebaran hoaks dan disinformasi meski beragam, dapat ditemukan di beragam media sosial.
"Catatan kami menunjukkan penyebaran hoaks dan disinformasi terkait pemilu paling banyak ditemukan di platform facebook yang Meta kelola. Saat ini kami telah mengajukan take down 454 konten kepada pihak Meta,” bebernya.
Menurut Budi, keberadaan hoaks mengenai Pemilu tidak hanya menurunkan kualitas demokrasi, tapi juga berpotensi memecah belah bangsa.
"Tidak hanya menyasar para bacapres dan bacawapres, isu hoaks dan disinformasi yang kami temukan turut menyasar reputasi KPU dan penyelenggaraan pemilu untuk menimbulkan distrust terhadap Pemilu kita,"pungkasnya. []