Daerah Jum'at, 05 Agustus 2022 | 12:08

Kekeringan Melanda Kabupaten Lanny Jaya Papua 

Lihat Foto Kekeringan Melanda Kabupaten Lanny Jaya Papua  Kekeringan melanda Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Papua. (Foto: BNPB)
Editor: Tigor Munte

Papua - Kekeringan melanda Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Papua. Terjadi setelah cuaca ekstrem sejak Juni 2022 lalu, yang diawali adanya embun beku dan hujan es. 

Gagal panen pun melanda petani setempat.

Dari catatan historis, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lanny Jaya memperkirakan kondisi ini dapat berlangsung selama lima bulan. 

Hal tersebut merefleksikan peristiwa serupa yang pernah terjadi pada 2016 silam. 

Wilayah terdampak, yaitu di Distrik Kwiyawagi, yang meliputi Kampung Luarem, Jugu Nomba, Uwome, dan Tumbubur. 

Merespons situasi tersebut, Pemkab Lanny Jaya mengaktifkan pos komando penanganan darurat bencana kekeringan pada Jumat, 5 Agustus 2022.

BPBD Provinsi Papua mengidentifikasi sebanyak 548 KK atau 2.740 jiwa berpotensi terdampak oleh kondisi kekeringan di wilayah tersebut. 

Pada asesmen dampak aset warga, tercatat 56 hektare luas lahan perkebunan rusak akibat cuaca ekstrem.

Pemkab Lanny Jaya juga telah menetapkan status tanggap darurat dengan nomor: 100/157/BUP terhitung mulai 24 Juli hingga 30 Agustus 2022. 

Bupati Lanny Jaya membentuk Posko Penanganan Darurat Bencana Alam Embun Beku dan Hujan Es melalui Surat Keputusan Nomor: 197 Tahun 2022. 

Baca juga:

Rusak Banget! 12 Polisi di Papua Barat Terlibat Kasus Narkoba

Pemkab Lanny Jaya telah memberikan bantuan logistik makanan dan pemeriksaan kesehatan. 

Dinas kesehatan setempat telah memeriksa sampel air di distrik tersebut.

Melalui kerja sama dengan Kementerian Sosial, bantuan telah didistribusikan kepada masyarakat terdampak, seperti beras, selimut, makanan siap, makanan tambahan gizi, paket sembako, dan sandang. 

Kekeringan melanda Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Papua. (Foto: BNPB)

Tim reaksi cepat (TRC) BNPB telah berada di Tiom, Kabupaten Lanny Jaya pada Rabu, 3 Agustus 2022. 

Tim akan melakukan asesmen lanjutan dan pendampingan posko. Setibanya di Lanny Jaya, personel TRC berkoordinasi dengan kepala daerah dan BPBD setempat. 

Baca juga:

Kemendagri Sebut DOB Papua Wujudkan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

TRC bersama BPBD telah mempersiapkan posko di Bandar Udara Tiom sehingga operasional tanggap darurat dapat bekerja secara terencana. 

Sejumlah tantangan dihadapi dalam operasi tanggap darurat di wilayah Lanny Jaya, antara lain akses lokasi, komunikasi, dan stok pangan. 

Pada akses lokasi, wilayah terdampak berlokasi 40 km dari Tiom, di mana 20 km pertama jalan dapat diakses oleh kendaraan roda 4. 

Sedangkan sisanya, akses ke lokasi dapat ditempuh dengan jalan kaki atau menggunakan pesawat kecil dari Wamena. 

Kondisi ini dapat diperburuk dengan kendala cuaca yang sering berkabut dan faktor keamanan. 

Tantangan berikutnya pada jaringan komunikasi yang terbatas di wilayah Tiom. Demikian juga di kota terdekat, Wamena, yang sering terganggu. 

TRC menginformasikan, stok beras yang ada di gudang depo logistik terbatas, sehingga rencana penggunaan cadangan beras pemerintah belum dapat terealisasi. 

Berdasarkan perhitungan untuk operasi selama tiga bulan masih dibutuhkan beras sebanyak 53,4 ton. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya