News Jum'at, 04 November 2022 | 11:11

Komnas PA Dukung BPOM Laporkan Dua Perusahaan Farmasi ke Bareskrim

Lihat Foto Komnas PA Dukung BPOM Laporkan Dua Perusahaan Farmasi ke Bareskrim Arist Merdeka Sirait. (Foto: Ist)
Editor: Tigor Munte

Medan - Sebanyak 178 anak Indonesia di bawah usia lima tahun meninggal dunia akibat gagal ginjal akut sebagaimana dilaporkan Kementerian Kesehatan.

Komisi Nasional Perlindungan Anak mendukung langkah Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) melaporkan dua industri farmasi ke Bareskrim Polri. 

"Hasil temuan BPOM menyebut bahwa penyebab anak meninggal dunia karena mengkonsumsi Uni Baby sirup obat batuk dan sirup demam, yang diproduksi dua pabrik farmasi. Satu di Cikarang, Jawa Barat dan satu lagi di Medan, Sumatra Utara," kata Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait dalam keterangan tertulis diterima Opsi, Jumat, 4 November 2022.

Menurut Arist, melihat begitu banyaknya anak di Indonesia terpaksa kehilangan nyawa akibat mengkonsumsi obat batuk dan sirup demam bermerek Uny Baby, merupakan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan merupakan bentuk tindak pidana, Komnas Perlindungan Anak mendukung langkah BPOM melaporkan dua industri farmasi tersebut ke Bareskrim Polri.

Pihaknya juga kata Arist, akan mengumpulkan bukti-bukti dan informasi terkait kejadian ini dan segera melaporkan kedua industri farmasi ke Bareskrim Polri.

Disebutnya, agar tidak semakin meningkatnya jumlah anak gagal ginjal akut di Indonesia, BPOM didesak segera menarik seluruh produk sirup obat batuk dan obat demam untuk anak merek Uni Baby yang mengandung bahan pelarut etilen glikol dan etilen glikol.

Sementara itu menurut Kementerian Kesehatan bahwa jumlah pasien Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) yang sembuh terus bertambah. 

Pada 31 Oktober 2022 tercatat 304 kasus GGAPA, dimana 99 pasien (33p persen) dinyatakan sembuh. 

Baca juga:

Tim Labfor Polri Pelajari Sampel Pasien Gagal Ginjal Akut: Proses Penyelidikan

Angka ini mengalami kenaikan dalam kurun waktu satu minggu terakhir, dimana angka kesembuhan yang dilaporkan pada 26 Oktober 2022 sebanyak 39 kasus.

Dari sejumlah tersebut sebanyak 65 kasus masih dalam perawatan, dan untuk kasus meninggal tercatat 153 kasus (CFR 51 persen). 

Kasus Gangguan Ginjal Akut pada anak paling banyak terjadi pada anak berusia 1-5 tahun sebanyak 173 kasus. 

Kasus terbanyak tercatat di provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Aceh, Jawa Timur, Sumatera Barat, Banten, dan Bali.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr Muhammad Syahril di Jakarta pada 31 Oktober 2022 lalu menambahkan, terjadi penurunan kasus GGAPA yang signifikan pada anak setelah adanya Surat Edaran (SE) Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan per tanggal 18 Oktober 2022 yang meminta tenaga kesehatan dan apotik untuk tidak memberikan obat dalam bentuk sirup kepada masyarakat

Kebijakan antisipatif terus dilakukan Kementerian Kesehatan dalam menekan angka kesakitan dan kematian akibat GGAPA di Indonesia. 

Salah satunya adalah dengan mendatangkan ratusan vial obat Antidotum (penawar) Fomepizole injeksi yang didatangkan dari Singapura, Australia, Kanada, dan Jepang.

``Sebanyak 146 vial sudah disebarkan ke 17 rumah sakit di 11 provinsi, sementara 100 vial disimpans ebagai stok di instalasi farmasi pusat,`` jelas Syahril.

Rumah Sakit yang sudah mendapatkan distribusi Fomepizole, yaitu RSUD Zainoel Abidin Aceh; RSUP Prof Dr. I.G.N.G. Ngoerah, Bali; RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta; RSAB Harapan Kita, RSUP Fatmawati, dan RSCM Jakarta; RSUP Hasan Sadikin, RSUD Dr. Hafiz dan RS Hermina Mekarsari, Jawa Barat; RSUD Bangli dan RSUD Dr. Saiful Anwar, Jawa Timur; RSUD Dr. Soedarso Pontianak, Kalimantan Barat; RSUD Kuala Pembuang, Kalimantan Tengah; RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Sulawesi Selatan; RSUP Dr. M Djamil, Sumatera Barat; RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, Sumatera Selatan; dan RSUP H. Adam Malik, Sumatera Utara.[]



Berita Terkait

Berita terbaru lainnya