Pilihan Senin, 25 Juli 2022 | 16:07

Mengenal Kuliner Manuk Sangkep dalam Budaya Karo

Lihat Foto Mengenal Kuliner Manuk Sangkep dalam Budaya Karo Manuk Sangkep. (Foto: Facebook)
Editor: Tigor Munte

Siantar - Satu keluarga dari suku Karo, bermarga Tarigan memposting sebuah acara sederhana di dinding Facebook pada Senin, 25 Juli 2022.

Tampak seorang gadis menerima sejenis makanan di atas piring putih yang diserahkan kedua orang tuanya. 

Disebutkan pula di status media sosial itu, harapan kiranya si gadis sukses menjalani perkuliahan di Yogyakarta.

Anda tahu makanan yang diberikan tersebut? Ya, itu adalah Manuk Sangkep. Masakan khas Karo, berupa seekor ayam kampung yang dimasak dengan bumbu khas Karo pula.

Disajikan dan disantap sebagai salah satu bentuk penghargaan dan doa kepada seseorang. Agar yang menerimanya sehat dan sukses dalam pekerjaan, pendidikan, dll.

Dulu, hidangan sejenis hanya diberikan kepada seorang yang dihormati dan disegani, yang datang ke sebuah desa yang dihuni mayoritas orang Karo. 

Secara etimologi, Manuk Sangkep berarti daging ayam utuh atau daging ayam yang dipotong-potong lalu kemudian disusun secara utuh.

Opsi.id mengutip, tradisi Manuk Sangkep merupakan acara makan yang diselenggarakan oleh keluarga yang hendak menerima doa dan berkat dari pihak Kalimbubu

Pemilik acara dikenal dengan istilah Sukut. Maka pihak Sukut yang hendak menerima doa dan berkat, menyiapkan masakan Manuk Sangkep tersebut. 

Untuk menyiapkannya, pihak Sukut memintanya kepada Anak Beru-nya untuk memasak ayam atau Manuk Sangkep tersebut.

Manuk Sangkep khas Karo. (Foto: Facebook)

Daging ayam dipotong-potong sedemikian rupa. Digulai dengan bumbu. Setelah selesai digulai, kemudian potongan-potongan daging ayam itu disusun kembali di atas piring putih yang cukup lebar. 

Baca juga:

Tubis Arsik Daging Babi Dipadu Gigitan Andaliman dengan Rasa Maknyus

Sehingga, disebut dengan ayam susun atau Manuk Sangkep dalam bahasa Karo.  Setelah selesai dimasak oleh Anak Beru, maka keluarga yang diundang pada acara pun hadir.

Selama acara berlangsung, Anak Beru harus memegang peranan selaku protokol acara. Setelah Kalimbubu menyerahkan Manuk Sangkep, pihak Sukut menyantap daging Manuk Sangkep tersebut.

Kemudian Anak Beru membagikan nasi untuk dimakan bersama oleh semua undangan. Maka acara makan bersama pun terlaksana. 

Daging ayam yang dimasak dalam bentuk Manuk Sangkep, merupakan bentuk wujud doa dan berkat dari Kalimbubu.

Kalimbubu dalam tradisi orang Karo sebagai “dibata ni idah” atau wujud Tuhan yang terlihat. Kalimbubu selalu diharapkan menjadi salah satu sumber orang yang mendoakan dan memberkati Anak Beru-nya. 

Gredo Tarigan, yang dikenal sebagai tokoh Karo di Kota Pematangsiantar, menyebut Manuk Sangkep bisa diberikan kepada siapa saja. 

"Kepada siapa saja boleh, yang penting niatnya mau kemana atau untuk apa. Manuk Ni Atur, asa sianon tu joloni ari asa boi taratur jala tarapul, dohot gogo martangiang tu Dibata asa ro pasu-pasu. (Manuk Diatur, agar dari sini ke depan nantinya lebih teratur, dan tetap berdoa kepada Tuhan dan menerima berkat)," katanya. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya