Daerah Senin, 14 Maret 2022 | 18:03

Merasa Tak Merdeka, Warga di Toba Bentuk Forum untuk Dobrak Pemerintah

Lihat Foto Merasa Tak Merdeka, Warga di Toba Bentuk Forum untuk Dobrak Pemerintah Forpemas menggelar diskusi dengan sejumlah awak media disela deklarasi, Senin, 14 Maret 2022. (Foto: Opsi/Alex)
Editor: Tigor Munte

Belige - Masyarakat dari kawasan Habornas yang mencakup tiga kecamatan, yakni Kecamatan Habinsaran, Kecamatan Borbor dan Kecamatan Nassau di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, hingga kini merasa tidak merdeka.

Mereka kemudian sepakat mendirikan sebuah forum yang mereka namai  Forum Perjuangan Masyarakat Habornas atau disingkat Forpemas. 

Berdirinya forum ini didasari kondisi infrastruktur di tiga kecamatan itu yang buruk, terutama infrastruktur jalan, terlebih tiga kecamatan itu dilalui oleh jalan provinsi, terhitung dari Kecamatan Silaen hingga Kecamatan Nassau menuju ke Kabupaten Labuhan Batu, dan jalan dari Habinsaran menuju Kecamatan Borbor hingga ke Kabupaten Tapanuli Utara. 

Kondisi jalan yang buruk ini tak pelak juga berdampak buruk bagi warga, mulai dari dampak ekonomi hingga dampak buruk di sektor kesehatan dan pendidikan. 

Buruknya jalan lintas provinsi menuju kawasan Habornas mengakibatkan harga pertanian anjlok karena tingginya biaya pengangkutan. 

Efek lain di sektor kesehatan adalah lambatnya pelayanan kesehatan karena jarak tempuh yang jauh ke pusat layanan kesehatan ditambah dengan buruknya kondisi jalan. 

Bahkan pada tahun 2019 yang lalu, seorang ibu terpaksa kehilangan bayinya yang mau lahir karena jauhnya jarak tempuh dari perkampungan di pedalaman Habinsaran menuju RSUD Porsea. 

Baca juga: Toba Masuk Zona Merah soal Kepatuhan Standar Layanan Publik

"Atas dasar itulah kami sepakat mendirikan forum ini, dan forum ini akan memperjuangkan pembangunan di Habornas, utamanya di sektor infrastruktur," ujar Sekretaris Umum Forpemas Rocky Pasaribu, saat menggelar deklarasi di Balige, pada Senin, 14 Maret sore. 

Ketua Forum Perjuangan Masyarakat Habornas, Parasman Pasaribu yang turut hadir dalam deklarasi itu menambahkan, bahwa perjuangan Forpemas merupakan perjuangan moral. Sebab menurut beliau, kondisi Habornas nyaris tidak ada perubahan sejak Indonesia merdeka. 

"Ini adalah perjuangan moral. Sejak Republik Indonesia merdeka sampai sekarang masih begitu-begitu saja. Ada banyak sektor yang sangat tertinggal di Habornas, tapi perlahan-lahan kami perjuangkan satu per satu dan kami mulai dari sektor infrastruktur jalan," ujar Parasman Pasaribu. 

Baca juga: PT TPL Dituduh Tutup Akses ke Pemakaman Warga di Toba

Parasman menambahkan, selama ini sudah banyak sekali perjuangan yang ditempuh warga Habornas, mulai dari perjuangan tokoh masyarakat, mahasiswa hingga para perantau, namun dampaknya belum signifikan. 

Parasman mengakui jika tahun 2022 ini ada anggaran pembangunan jalan dari provinsi sekitar 8 kilometer, namun mengingat panjangnya jalan provinsi di kawasan Habornas, pembangunan jalan sepanjang 8 kilometer dinilai tidak begitu terasa. 

"Tahun ini kami dengar informasi tahun ini memang ada sejauh 8 kilometer, tapi itu belum terlalu berdampak. Beberapa tahun terakhir ini pemerintah terus beralasan dengan covid, tapi sebelum ada covid perhatian pemerintah ke Habornas juga tidak ada," lanjutnya. 

Parasman menyebut, lembaga yang mereka dirikan ini dapat memberi aksi-aksi nyata untuk merebut anggaran dari pemerintah. 

"Lembaga ini didukung semua masyarakat Habornas termasuk para perantau dan anggota DPRD. Karena itu kami optimis dapat memperjuangkan cita-cita kita bersama," ujarnya.

Dalam waktu dekat, forum ini akan mengupayakan audiensi dengan Gubernur Sumatera Utara untuk menyampaikan aspirasi warga Habornas. 

"Langkah pertama kami akan menggelar audiensi dengan gubernur. Jika ini tetap tidak didengarkan, kami akan lanjutkan perjuangan ini dengan aksi lain," ujarnya mengakhiri. 

Deklarasi pendirian Forum Perjuangan Masyarakat Habornas ini juga diakhiri dengan diskusi bersama sejumlah awak media. [Alex]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya