Jakarta - Grup musik Indo-Psychedelic asal Amsterdam, Nusantara Beat, resmi merilis album penuh perdana mereka yang bertajuk sama dengan nama grup. Album ini dirilis secara global dalam format digital dan piringan hitam long play, dengan dukungan label rekaman demajors untuk distribusi di kawasan Asia Tenggara.
Setelah mendapat sambutan positif dari penampilan live dan sejumlah rilisan single dalam format piringan 7 inci bersama Bongo Joe Records, album ini memperluas visi musikal Nusantara Beat yang telah dibangun dengan kuat.
Berisi sebelas lagu orisinal, album ini menjadi perjalanan mendalam ke akar budaya Indonesia, memadukan melodi folk, Indo-pop klasik, groove psikedelik, dan tekstur sonik kontemporer.
Nama "Nusantara" menjadi fondasi identitas grup ini. Bagi para personel, kata tersebut melambangkan persatuan dan keberagaman budaya Indonesia yang berpadu dalam satu suara.
Vokalis Megan De Klerk menyebut bahwa Nusantara Beat adalah representasi irama dari seluruh kepulauan Indonesia. Pemain bas Michael Joshua menambahkan bahwa kelompok ini memiliki keistimewaan untuk mengeksplorasi gagasan tersebut, terutama karena seluruh anggota memiliki garis keturunan Indonesia meski berpaspor Belanda.
"Nusantara berarti seluruh kepulauan Indonesia. Sebuah kata kuno yang berasal dari masa ketika para Raja berusaha menyatukan seluruh kerajaan kepulauan," ucap Megan, dikutip Opsi pada Selasa, 18 November 2025.
"Saat ini, nusantara tetap berarti persatuan, keberagaman budaya yang bersatu dalam satu identitas. Jadi, ketika kami menyebut Nusantara Beat, hal itu bermakna irama dan musik dari seluruh kepulauan Indonesia yang dipadukan menjadi satu suara," tuturnya.
Formasi Nusantara Beat terdiri dari Megan De Klerk (vokal), Jordy Sanger (gitar), Rouzy Portier (gitar/kibor), Michael Joshua Yonata (bas), Sonny Groeneveld (drum), dan Gino Groeneveld (perkusi).
Mereka berasal dari latar belakang musik yang beragam, termasuk grup seperti EUT, Jungle By Night, dan Altin Gün. Keinginan untuk menjelajahi bebunyian Indonesia menjadi pengikat utama terbentuknya band ini pada tahun 2021.
Gino Groeneveld menceritakan bahwa ide membentuk band Indonesia telah lama dibahas oleh Sonny dan Jordy, sementara Rouzy dan Michael juga memiliki impian serupa. Kehadiran Megan sebagai vokalis yang berani menyanyikan lagu-lagu dalam Bahasa Indonesia melengkapi formasi dan menghadirkan keindahan yang alami sejak latihan pertama.
Nusantara Beat pertama kali tampil di panggung Amsterdam pada musim panas 2022. Mereka kemudian merilis tiga trek yang menginterpretasikan lagu klasik Indonesia abad ke-20, yaitu Djanger, Kota Bandung, dan Mang Becak.
Dua di antaranya menjadi tribut terhadap musik Pop Sunda, genre yang memadukan tradisi musik Sunda dengan psikedelik, surf, dan funk era 1960–1970-an.
Rouzy Portier menjelaskan bahwa musik dari era tersebut sangat dipengaruhi oleh pop Barat, dengan penggunaan peralatan dan efek serupa. Gaya ini tetap terasa segar dan relevan hingga kini.
Nusantara Beat pun menempatkan diri sebagai komunitas musik yang berani merevitalisasi musik Indonesia dengan pendekatan modern, teknik produksi bersih, dan penggunaan synthesizer kontemporer.
Album perdana ini tetap berakar pada tradisi, khususnya musik Sunda dan skala pelog gamelan, namun melangkah ke wilayah kreatif yang berani. Michael menegaskan bahwa perhatian mereka tetap tertuju pada warisan musikal tersebut.
Baca juga: Trio Kuda Resmi Rilis Album Perdana Bertajuk Thrash Blues
Baca juga: Buka Album Baru, Solois Gangga Rilis Single She
David Tarigan dari demajors menyambut kolaborasi ini dengan antusias, menyebut bahwa album Nusantara Beat memiliki semangat kolektif yang sejalan dengan visi demajors dalam merawat identitas lokal Indonesia di kancah musik global. Ia berharap album ini dapat diterima lebih luas, baik di Indonesia maupun dunia. []