Jakarta - Litbang Kompas merilis hasil survei terbaru mereka pada Mei 2023. PDIP mengalami penguatan elektabilitas, naik menjadi 23,3 persen dibanding Januari 2023, sebesar 22,9 persen.
Dilansir dari Kompas.id, Selasa, 23 Mei 2023, kenaikan elektabilitas PDIP ditengarai salah satunya berkat deklarasi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden PDIP yang diumumkan Megawati Soekarnoputri pada 21 April 2023.
Di bawah PDIP menyusul Partai Gerindra 18,6 persen. Naik 4,3 persen dari Januari 2023 lalu. Ini juga yang tertinggi diraih partai besutan Prabowo Subianto tersebut sejak survei Kompas dilakukan pada Oktober 2019.
Di urutan ketiga terpaut cukup jauh, yakni Partai Demokrat yang meraup 8 persen atau sedikit turun dari survei Januari 2023.
Demokrat menggusur elektabilitas Partai Golkar yang meraih 7,3 persen dan berada di posisi keempat.
Kondisi ini membuat Partai Golkar yang masuk dalam koalisi pemerintah belum maksimal mendapat manfaat elektoral.
Kesamaan arah politik dengan pemerintahan Presiden Jokowi sembari menegaskan bakal capres yang diusung, diperkirakan memberi manfaat elektoral bagi parpol.
Ini sepertinya belum dilakukan Partai Golkar, tetapi sudah dilakukan Gerindra yang berbuah peningkatan elektabilitas.
Gerindra memanfaatkan dengan baik keunggulan Prabowo dalam citra ketegasan militer sembari tak berlawanan dengan arah politik Jokowi.
BACA JUGA: Adian Napitupulu: PDI Perjuangan dan 7 Kemenangan Jokowi
Peluang politik itu juga dimanfaatkan oleh PAN dan PPP yang menegaskan kesamaan arah politik dengan Presiden Jokowi.
Elektabilitas PAN naik dan kini meraih 3,2 persen, sedangkan PPP naik serta meraih 2,9 persen.
Tren capaian elektabilitas PAN dan PPP tergolong tinggi jika dibandingkan sepanjang survei sejak Oktober 2019.
Sebaliknya, Partai Nasdem yang mengusung Anies Baswedan sebagai bakal capres 2024 cenderung dilihat publik sebagai antitesis pemerintahan Jokowi. Elektabilitasnya kini menurun menjadi 6,3 persen.
Sebelumnya, pencapresan Anies mengerek Nasdem ke elektabilitas tertinggi, 7,3 persen, pada Oktober 2022.
Seiring menghangatnya dinamika dukungan kepada ketiga capres, suara Nasdem cenderung turun.
Pengambilan data survei ini dilakukan sebelum mencuat kasus korupsi Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan Sekjen Nasdem Johnny G Plate sebagai tersangka. []