News Senin, 18 Juli 2022 | 14:07

PGI Dorong Pemerintah Bentuk Tim Investigasi Insiden Penyerangan di Papua

Lihat Foto PGI Dorong Pemerintah Bentuk Tim Investigasi Insiden Penyerangan di Papua Foto: pgi.or.id
Editor: Tigor Munte

Jakarta - Terjadi penyerangan dan pembunuhan di Kampung Nogolait, Distrik Keneyam, Kabupaten Nduga, Papua pada Sabtu, 16 Juli 2022.

Sebanyak 10 orang korban meninggal dan dua orang kritis, termasuk Eliaser Baner (54), Pendeta Gereja Kemah Injil Indonesia. 

Penembakan dan penyerangan dilakukan kelompok bersenjata. Insiden ini menambah jumlah korban dari sekian banyak peristiwa pembunuhan di Tanah Papua. 

Persatuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menyatakan keprihatinan mendalam atas peristiwa tersebut.

Sekretaris Eksekutif PGI Pdt Henrek Lokra dalam pernyataan tertulis diterima Opsi.id, Senin, 18 Juli 2022, mengatakan Tanah Papua bersimbah darah, korban masyarakat sipil terus berjatuhan. 

Menurutnya, berbagai kebijakan dilakukan untuk perbaikan pembangunan di Papua, namun tetap saja terjadi pembunuhan manusia di Tanah Papua, entah siapa sesungguhnya pelaku yang melakukan pembunuhan dimaksud.

Baca juga:

Aksi Keji KKB Papua, Bunuh Seorang Pendeta dan Ustadz asal Sulsel

"Kami menyampaikan belasungkawa yang dalam atas meninggalnya masyarakat sipil termasuk Pendeta GKII, Pdt Eliasar Baner. Kiranya keluarga diberikan kekuatan menghadapi peristiwa dukacita yang memilukan ini," kata dia.

PGI kata Pdt Henrek, meminta pemerintah untuk membentuk tim independen untuk melakukan investigasi komprehensif terhadap kejadian pembunuhan masyarakat sipil di Kampung Nogolait, Distrik Keneyam, Kabupaten Nduga, Papua.

"Kami mendorong gereja-gereja di Tanah Papua untuk terus melakukan upaya kemanusiaan sebagaimana perlu untuk masyarakat Kampung Nogolait, Distrik Keneyam, Kabupaten Nduga dan sekitarnya," ujarnya.

PGI juga mendorong TNI/Polri untuk dapat melakukan upaya pencegahan atas kemungkinan terjadinya tindakan pembunuhan serupa ke depan dan bersama dengan seluruh elemen masyarakat menciptakan masyarakat damai dengan pendekatan kultural.

"Kami mendorong koalisi kemanusiaan untuk terus melakukan upaya sebagaimana diperlukan dalam rangka mengungkapkan fakta dan advokasi kemanusiaan di Tanah Papua ke depan," tukasnya. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya