News Jum'at, 25 November 2022 | 15:11

Potensi Jadi Temuan BPK, DPR Usul Rapat Gabungan Bahas Nasib Vaksin Gotong Royong

Lihat Foto Potensi Jadi Temuan BPK, DPR Usul Rapat Gabungan Bahas Nasib Vaksin Gotong Royong Anggota Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade. (Foto: Istimewa)

Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade menyinggung nasib 3,2 juta dosis vaksin gotong royong bernilai kurang lebih Rp 400 miliar yang dikelola PT Bio Farma (Persero).

Hal itu disampaikan di waktu bersamaan Bio Farma resmi memproduksi vaksin sendiri bernama IndoVac. Sampai 2023, vaksin buatan dalam negeri tersebut direncanakan diproduksi 20 juta dosis.

"Sejak awal tahun lalu saya mengingatkan soal stok vaksin Gotong Royong sebanyak 3,2 juta dosis yang sampai hari ini baru terpakai 300 ribu, jadi masih ada stok 3,2 juta yang tadi saya tanya nilainya sekitar Rp 400 miliar," kata Andre dalam Rapat Dengar Pendapat dengan PT Bio Farma di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis, 24 November 2022.

Politisi Fraksi partai Gerindra itu mengingatkan bahwa 3,2 juta dosis vaksin gotong royong dan target produksi 20 juta dosis vaksin IndoVac akan mubazir seiring melandainya kasus Covid-19.

Terlebih lagi, mengingat adanya langkah pemerintah mengeluarkan kebijakan pandemi menuju endemi.

Menurut dia, stok vaksin gotong royong yang banyak dan berujung expired ini akan menjadi temuan BPK, karena dianggap merugikan keuangan negara.

"Ini pasti tahun 2023 barang jadi expired, tidak terpakai. Pasti jadi temuan BPK dan akan jadi kerugian negara," ujarnya.

Karena itu, dia mengusulkan ada rapat gabungan Komisi VI, Komisi IX, dan Komisi III dengan mengundang PT Bio Farma, Kemenkes RI, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk membahas sisa vaksin Gotong Royong Sinopharm sejumlah 3,2 juta dosis yang akan expired tahun 2023 mendatang.

Sebagai informasi, PT Bio Farma (Persero) resmi mempunyai vaksin produksi sendiri bernama IndoVac yang resmi dipakai Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk booster kedua di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis, November 2022.

Sampai 2023, vaksin buatan dalam negeri tersebut direncanakan akan diproduksi sebanyak 20 juta dosis.

"Kami target untuk produksi 20 juta dosis (IndoVac) sampai tahun depan," kata Direktur Keuangan, Manajemen Risiko & SDM Bio Farma Suharta Wijaya.

Diketahui, Vaksin IndoVac ini dikembangkan oleh Bio Farma yang bekerja sama dengan Baylor College of Medicine, Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Dokter Spesialis Mikrobiologi Bilang Vaksin Covid-19 Masih Efektif Cegah Varian XBB

Baca juga: Bio Farma: Vaksin IndoVac Sudah Lewati Uji Klinis untuk Booster

Vaksin ini juga sudah mendapat Emergency Use Authorization (EUA) dari BPOM, fatwa halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan sertifikasi halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya