Jakarta - Universitas Binawan menggelar kegiatan "International Symposium dan Workshop Asbestos Related Deseas" yang berlangsung pada tanggal 22-23 Juni 2023.
Acara strategis ini akan menjadi terobosan penting bangsa ini dalam memandang "asbestos" sebagai bahan yang dapat menyebabkan kanker bahkan kematian.
Kegiatan symposium dan workshop yang dilakukan selama 3 hari ini melibatkan pembicara dari dalam dan luar negeri.
Dari dalam negeri, pembicara yang dihadirkan, yakni Pakar Asbestos dari Universitas Binawan dr Anna Suraya MKK, SPOK Phd, Wakil Universitas Proma Prof Dr. Aziza Ghanie Sp.Rd, dan perwakilan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Ri Dr Eva Susanti.
Sedangkan pembicara dari luar Indonesia melibatkan Wakil dari ADRI Shane Mc.Ardie, Dr. Lucas Jyuhn, Prof Chaterine Jones, Kim Brislane, Pamela Logan, Dr. Huakkai Shi, Dr. Ben Jojnson, dan Prof Steven kao.
Sementara itu, wakil dari ASEA ada Juatine Ross (CEO), Virginia James Phd, dan Jullia Collins.
Kemudian ada pula wakil dari APHEDA, yaitu Philip hazelton dan Jacqueline Hughes wakil dari Tuner Freeman Lawyers.
Pada kesempatan itu, Ketua Panitia Dr. Mia Srimiati,Sgz.Msi mengatakan bahwa tujuan dilangsungkannya kegiatan ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait asbestos.
Asbestos merupakan senyawa karsinogen penyebab kanker mesothelioma, kanker ovarium dan beberapa jenis kanker lainnya.
Berdasarkan hasil studi, dari berbagai jenis produk talc, diperoleh fakta bahwa dalam produk-produk yang diuji tersebut terkandung salah satu atau lebih jenis asbestiform berupa anthophyllite, tremolite, dan chrysotile asbestos.
Jenis serat asbestos ini juga ditemukan pada jaringan paru dan kelenjar getah bening pasien kanker mesothelioma.
"Kegiatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap paparan asbestos, dengan memberikan pelatihan mendiagnosis paparan asbestos," kata dr Mia seperti mengutip keterangannya, Jumat, 23 Juni 2023.
Ia menjelaskan, kegiatan ini diikuti oleh tenaga medis baik dokter maupun perawat yang berasal dari Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
Lebih lanjut, Plt Rektor Universitas Binawan Prof Henny Suzanna Mediani.SKp,MNg Phd berharap agar ke depannya dapat dilakukan kolaborasi penelitian dengan para pakar dari ADRI, APHEDA dan ASEA.
Sementara itu, Pakar Asbestos dari Universitas Binawan, Dr. Anna Suraya PHd berharap melalui kegiatan ini dapat menciptakan kebijakan untuk menghentikan impor asbetos.
Hal itu, lanjutnya, bertujuan untuk mengurasi risiko masyarakat yang terpapar asbestos.
"Dengan adanya kegiatan ini diharapkan ke depannya akan adanya kebijakan penghentian impor asbestos sehingga dapat mengurangi risiko bagi masyarakat terpapar asbestos," ucap Anna.