News Senin, 24 Januari 2022 | 11:01

Vaksin Terdistribusi di Indonesia Sebanyak 345 Juta Dosis

Lihat Foto Vaksin Terdistribusi di Indonesia Sebanyak 345 Juta Dosis Infografis perkembangan vaksinasi Covi-19 di Indonesia. (Foto: tangkapan layar)
Editor: Tigor Munte

Jakarta - Indonesia saat ini menduduki peringkat 4 di seluruh dunia berdasarkan jumlah orang yang telah divaksinasi Covid-19. Dan berdasarkan total suntikan di dunia di urutan ke-5 di dunia.

Hal itu dipaparkan Juru Bicara Pemerintah Program Vaksinasi Covid-19 dr Siti Nadia Tarmizi dalam diskusi publik yang digelar Transparency International Indonesia lewat zoom dan YouTube pada Senin, 24 Januari 2022 dengan topikTata Laksana Vaksinasi Dosis ke-3 di Tengah Cakupan Vaksin Kelompok Rentan”.

Selain dr Siti Nadia Tarmizi, ada juga pemateri lainnya, Windhu Purnomo seorang Epidemiolog UNAIR, dan Agung Prakoso dari Executive Director Indonesia for Global Justice.

Dokter Siti Nadia menyebut, sebanyak 79 persen dari 514 kabupaten kota di Indonesia, telah melaksanakan dosis 1 dengan cakupan lebih dari 70 persen. 

Sedangkan vaksinasi pada lansia, hanya 63 persen dari jumlah kabupaten kota yang sudah memenuhi target 60 persen untuk dosis 1.

“Sampai saat ini, jumlah dosis vaksin yang telah terdistribusi adalah sebanyak 340.439.192 dosis,” terangnya.

Untuk anak, sejak kick off 14 Desember 2021, sebanyak lebih dari 10 juta anak atau 35.59 persen sudah mendapat vaksin dosis 1. Sedangkan dosis 2 sudah menyasar 350.992 anak.

Untuk vaksinasi dosis booster dimulai 12 Januari 2022. Kelompok yang dapat menerima vaksin booster adalah orang dewasa berusia lebih dari 18 tahun, dan sudah menerima dosis kedua atau lengkap minimal 6 bulan sebelumnya. 

Dosis booster bagi lansia dapat dimulai di seluruh kabupaten kota. Sedangkan untuk non lansia di kabupaten kota yang sudah mencapai 70 persen dosis 1 secara total, dan sudah mencapai 60 persen dari dosis 1 untuk lansia. 

Disampaikan oleh dr Siti Nadia, hal ini sebagai bentuk komitmen pemerintah untuk memprioritaskan dan menyelesaikan vaksinasi dosis 1 dan 2.

Per 17 Januari 2022, sudah ada 170.095 orang yang menerima vaksin booster yang terdiri dari lansia dan masyarakat umum.

Baca juga: Waspada Varian Omicron, Jokowi Minta 15 Provinsi Ini Gencarkan Vaksinasi

Beragam upaya percepatan dilakukan dalam program vaksinasi, di antaranya adalah dengan melakukan vaksinasi secara door to door, vaksinasi berbasis desa adat, kampung, vaksinasi bergerak, sentra vaksinasi, vaksinasi di tempat publik, dan rumah ibadah

“Dalam upaya akselerasi vaksinasi, diperlukan peranan dari semua pihak untuk mencapai target sasaran vaksin Covid-19 seperti perluasan akses vaksinasi, penanganan disinformasi, dan percepatan program vaksinasi, penyediaan tenaga vaksinator siap pakai di wilayah,” kata dia.

Pemaparan juga disampaikan oleh Ghina Ulfiani dari Lapor Covid-19. Dia menyampaikan mengenai laporan warga terkait kendala pelaksanaan vaksin 1 dan 2 di tengah pelaksanaan vaksin booster.

Selama 2021, laporan terbanyak soal aduan vaksin yang diterima oleh Lapor Covid, berkaitan dengan masalah pendataan.

Hambatan pendataan tersebut antara lain masyarakat tidak terdata padahal sudah daftar, NIK sudah digunakan orang lain, sulitnya migrasi data VGR ke Vaksin Program, syarat KTP domisili, sertifikasi  vaksin tidak muncul, stok vaksin habis, dan vaksin untuk dosis kedua tidak tersedia.

Beragam laporan warga kata Ghina selama pelaksanaan vaksin, di antaranya ada warga yang kesulitan mendapatkan vaksin kedua AZ sebab tempat ia mendapatkan vaksin AZ dosis pertama tidak lagi menyelenggarakan vaksinasi, sehingga warga harus mencari dosis ke-2 secara mandiri.

Ada juga kasus penyuntikan vaksin Covid-19 kosong pada anak. Selain itu, ada juga laporan terkait KIPI, seperti warga yang mengeluhkan sakit kepala hebat setelah vaksin AZ, ada juga warga lain yang mengalami benjolan dan gatal pada bekas suntikannya yang semakin lama semakin membengkak

Terkait vaksinasi booster, terdapat sejumlah laporan, di antaranya keluhan mengenai susahnya mendapat vaksin booster dan kuotanya selalu penuh, ada juga warga lansia yang ditolak mendapat vaksin booster karena dosis 1 dan 2 yang ia terima berupa vaksin sinovac, sedangkan jenis vaksin yang tersedia di puskesmas adalah vaksin moderna.

Ghina menyampaikan bahwa permasalahan soal vaksinasi di tahun 2022 masih terus dilaporkan dan persoalan distribusi serta pendataan vaksinasi menjadi laporan terbanyak yang diadukan warga, permasalahan terkait penanganan KIPI juga masih terjadi yang ditandai dengan tidak responsifnya petugas kesehatan dalam memberikan solusi terhadap KIPI.

Selain itu pemberian booster pada kelompok lansia tidak diprioritaskan dan distribusi booster berdasarkan merk vaksin tidak merata.

Rekomendasi yang dapat dilakukan adalah memastikan tata laksana vaksinasi di lapangan berjalan dengan baik dan tidak mempersulit warga yang ingin mendapatkan vaksin khususnya untuk vaksin dosis 1 dan 2, memastikan kelompok rentan dan lansia diprioritaskan untuk mendapatkan booster tanpa memprioritaskan penerima jenis vaksin primer tertentu, dan menerima setiap aduan warga terkait permasalahan vaksinasi serta memberikan bukti tindak lanjut yang konkrit terhadap aduan warga.[]

 

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya