Mamasa - Seorang wartawan media online di Mamasa mendapat perlakuan tidak meyenangkan dari Kepala Desa (Kades) Sendana, Kecamatan Mambi, Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar).
Hal tersebut dialami Asdar, wartawan wartawan media online Timurterkini.com, saat hendak melaksanakan kerja-kerja jurnalistik, Kamis, 8 September 2022.
Asdar mengaku, dirinya dibentak Kades Sendana, saat hendak mengkonfirmasi terkait sengketa pemberhentian perangkat Desa Sendana yang kini bergulir di PTUN.
"Saya sudah berusaha mengkonfirmasi dengan etika bicara santun dan sopan, namun, Kades Sendana marah," kata Asdar.
Saat itu, kata dia, dirinya harus menemui Kades Sendana di rumah pribadinya lantaran tidak ada di kantornya.
"Saya ke rumahnya karena saya dapat kabar kalau dia tidak di kantor," katanya.
Sesampainya di rumah Kades Sendana, kata Asdar, dirinya mendapat penolakan dari Kades itu sendiri.
"Dia (Kades Sendana) menolak untuk diwawancarai dan saya hargai itu sebagai hak narasumber, tetapi tidak dengan cara marah-marah," kata Asdar.
lanjut Ia menceritakan, setelah mendapat penolakan dari Kades Sendana, dirinya bergegas pergi dari rumah Kades.
"Sebelum pamit, saya mengulurkan tangan untuk berjabat, namun tangan saya ditepis," katanya.
"Bahkan, saat saya berjalan keluar dari rumahnya, Kades Sendana masih berbicara dengan nada keras," sambung Asdar.
Menanggapi hal tersebut, Pimpinan Redaksi Timurterkini.com, Sarman Sahuding mengecam, tindakan perlakuan tidak menyenangkan Kades Sendana terhadap wartawannya.
"Seorang pemimpin pada level apa pun tidak semestinya memusuhi insan pers, apalagi sampai melakukan intimidasi. Pers itu adalah mata dan telinga rakyat, justru semestinya harus dilindungi saat melakukan tugas jurnalistik," kata Sarman. []