Medan - Suku Simalungun merupakan salah satu etnik yang mendiami Provinsi Sumatra Utara. Suku ini banyak berdiam di Kabupaten Simalungun dan Kota Pematangsiantar.
Suku Simalungun dikenal kaya budaya, termasuk hasil tenunan kain. Melayu misalnya punya Songket, Batak Toba memiliki Ulos, Batak Karo dengan Uis, Pakpak punya Oles.
Kalau Simalungun menyebutnya dengan Hiou.
Hiou berbentuk selembar kain tenunan dengan pola dan ukuran tertentu yang digunakan untuk melindungi tubuh. Hiou dikenal masyarakat etnis Simalungun pada abad 14 sejalan dengan masuknya alat tenunan dari India.
Mengutip tulisan Wulan Rygyar Nainggolan dari Fakultas Ilmu Budaya USU Medan, dalam makalahnya `Makna dan Fungsi Hiou Simalungun: Kajian Semiotik` tahun 2020, menyebut Simalungun memiliki kebiasaan manghioui (memberikan ulos), yang melambangkan pemberian kehangatan dan kasih sayang kepada penerima hiou.
"Kepercayaan suku Batak Simalungun, jiwa (tondi) pun perlu dihioui, sehingga kaum lelaki yang berjiwa keras mempunyai sifat-sifat kewibawaan," tulisnya dikutip Opsi.id.
Disebutnya, pemberi Hiou adalah orang tua kepada anak (niombah), dan tondong atau saudara laki-laki dari ibu kepada anak perempuan dari saudara perempuan tondong.
Manghioui tulis Wulan, merupakan sebuah aturan yang harus dipatuhi, antara lain orang hanya boleh manghioui mereka yang menurut ikatan kekerabatan yang berada di bawahnya, misalnya orang tua boleh manghioui anak.
Hiou Simalungun. (Foto: Facebook Jabu Etnik Inang)
Manghioui atau memberikan Hiou lanjut dia, hanya bisa diberikan oleh orang yang sudah memiliki status sudah menikah.
Dalam suku Simalungun terdapat 13 Hiou, yakni:
- Hiou Hati Rongga
- Hiou Tapak Satur
- Hiou Ragi Sapot
- Hiou Suri-Suri
- Hiou Bulang-Bulang
- Hiou Ragi Idup
- Hiou Ragi Bintang Maratur
- Hiou Sitoluntuho
- Hiou Ragi Panei
- Hiou Ipput Ni Hirik
- Hiou Mangiring
- Hiou Tappunei
- Hiou Simangkat-Angkat
Masing-masing Hiou ini memiliki makna berbeda dan penggunaannya. Untuk acara adat pernikahan misalnya, Hiou yang digunakan seperti Hiou Hati Rongga, Hiou Tapak Satur, Hiou Bulang-Bulang, Hiou Ragi Idup, Hiou Mangiring, Hiou Simangkat Angkat, Hiou Ragi Bintang Maratur, dan yang biasa disebut-sebut sebagai hiou songgot-songgot, Hiou Ipput Ni Hirik.
Baca juga:
Mengenal 5 Kain Ulos Khas Batak dan Makna Filosofinya
Kemudian, Hiou yang digunakan untuk upacara kematian atau berduka, yakni Hiou Ragi Sapot, Hiou Ragi Idup, dan Hiou Ragi Panei.
Ada juga Hiou yang diberikan kepada anak yang baru lahir, yakni Hiou Sitoluntuho.
Hiou ini sebagai abit atau pakaian dan parombah atau gendongan anak sulung yang baru lahir.
Pemberiannya memiliki makna doa dan harapan agar anak yang baru lahir dilindungi sampai besar.
Dalam adat etnik Simalungun Hiou Suri-Suri yang berwarna hitam biasanya dipakai oleh laki-laki untuk menunjukan kejantanan.
Sedangkan warna merah atau warna lainnya dipakai oleh kaum perempuan memiliki makna wibawa dan kecantikan perempuan etnik Simalungun.
Nah, lipatan Hiou Suri-Suri juga memiliki makna tersendiri ternyata. Lipatan ke dalam yang mempunyai makna bahwa ini menunjukkan hubungan keluarga yang memakai tersebut masih harmonis.
Sedangkan jika warna hitamnya keluar dalam Hiou Suri-Suri memiliki makna bahwa hubungan keluarga tersebut kurang harmonis.[]